Jayapura (ANTARA) - Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Pdt Amsal Yowei mengajak umat Buddha di wilayah itu melaksanakan moderasi beragama dengan menerapkan cinta kasih dan kasih sayang dalam memperingati Tri Suci Waisak 2022.

Pdt Amsal Yowei dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jayapura, Senin, mengatakan moderasi beragama dilaksanakan disertai dengan kebijaksanaan, kesusilaan (moral) dan keteguhan pikiran (meditasi) agar kotoran pikiran dapat dikurangi bahkan dilenyapkan sehingga terbangun lah kedamaian masyarakat di Papua khususnya di Kota Jayapura.

"Satu hal yang perlu diperhatikan bagi kehidupan beragama adalah menjauhi sikap intoleransi yang merusak sendi-sendi persaudaraan antar manusia maupun bangsa," katanya.

Menurut Pdt Amsal, moderasi beragama sangat tepat diterapkan di tengah kehidupan saat ini agar memberi kesempatan bagi umat Buddha maupun yang beragama lain untuk melaksanakan agama masing-masing dengan sikap saling bertoleransi sehingga terbangun kedamaian hidup antar umat di Bumi Cenderawasih.

"Moderasi beragama menjadi kebutuhan untuk menemukan persamaan dalam perbedaan dan bukan mempertajam perbedaan dengan bersikap eksklusif," ujarnya.

Dia menjelaskan moderasi beragama menjunjung nilai kemanusiaan dan menghadirkan keseimbangan pemahaman agama di tengah masyarakat dan pemerintahan.

Perbedaan pandangan dalam satu agama lanjutnya, dapat melahirkan konflik di dalam tubuh suatu agama itu sendiri selain itu perbedaan majelis atau madzhab merupakan salah satu yang nampak dan nyata.

"Oleh karena itu ada yang dinamakan nilai kemanusiaan yang terdapat pada penerapan cinta kasih dan kasih sayang, dengan cara mengharap serta melakukan tindakan yang mengarah pada kehidupan manusia yang bersahabat," katanya lagi.

Dia menambahkan Moderasi beragama sebagai ‘jalan bijak’ memadukan cinta kasih dan kasih sayang serta pemahaman agama lebih terbuka terhadap perkembangan kehidupan manusia saat ini.

"Sehingga moderasi beragama dapat menjauhkan sikap ekstrem bahkan pemikiran primordialisme dan intoleransi terhadap perbedaan," ujarnya lagi.

Pewarta : Ardiles Leloltery
Editor : Hendrina Dian Kandipi
Copyright © ANTARA 2024