Sentani (ANTARA) - Bupati Jayapura, Provinsi Papua Mahius Awoitauw membuka ritual Apen Beyeren atau jalan di atas barah batu barapen yang ditampilkan masyarakat adat Kampung Adoki Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor, Papua.
Mathius dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan pihaknya mengapresiasi kepada masyarakat adat Biak Numfor yang telah meramaikan HUT IX Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura yang sekaligus dilaksakana dengan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI dan Festival Danau Sentani atau FDS.
”Kami menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Adat Biak yang sudah ramaikan FDS dan di bumi kenambai umbai,” katanya
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kainkain Karkara Byak (KKB) atau Dewan Adat Suku Biak Numfor Gerald Kafiar mengatakan ritual adat Apen Beyeren tersebut biasanya dilakukan berkaitan dengan pengukuhan di mana seseorang atau keluarga yang dianggap baik untuk bisa mampu mengatur rumah tangga dan mampu mengatur semua masyarakat.
“Kemudian mampu memberi makan semua orang, melindungi, mengayomi masyarakat adat dan juga berani mengambil keputusan yang berpihak kepada masyarakat,” katanya.
Dia menjelaskan dengan begitu siapapun yang dianggap oleh masyarakat adat sebagai figure maka kepemimpinan itu wajib dikukuhkan dalam perapian atau Apen Bayeren.
“Kata kuncinya adalah emas dan perak yang kami pertaruhkan di atas per apian,”ujarnya
Kepala Suku Biak itu juga menamabhkan bahwa masyarakat Adat Suku Biak mendukung penuh pelaskanaan KMAN VI yang digelar di Kabupaten Jayapura, Papua.
Terkait itu pihaknya memberikan dukungan dengan mempersembahkan apa yang menjadi kemampuan masyrakata adat Biak dan pertaruhan hidup di atas barah api'
“Itu sebagai tanda kekuatan budaya yang adalah bagian dalam hidup yang tak bisa dipisahkan,” katanya lagi.
Atraksi jalan di atas bara batu tersebut ditampilkan pada Festival Danau Sentani (FDS) 2022 di Khalkote Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Kamis (27/10).
Mathius dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan pihaknya mengapresiasi kepada masyarakat adat Biak Numfor yang telah meramaikan HUT IX Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura yang sekaligus dilaksakana dengan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI dan Festival Danau Sentani atau FDS.
”Kami menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Adat Biak yang sudah ramaikan FDS dan di bumi kenambai umbai,” katanya
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kainkain Karkara Byak (KKB) atau Dewan Adat Suku Biak Numfor Gerald Kafiar mengatakan ritual adat Apen Beyeren tersebut biasanya dilakukan berkaitan dengan pengukuhan di mana seseorang atau keluarga yang dianggap baik untuk bisa mampu mengatur rumah tangga dan mampu mengatur semua masyarakat.
“Kemudian mampu memberi makan semua orang, melindungi, mengayomi masyarakat adat dan juga berani mengambil keputusan yang berpihak kepada masyarakat,” katanya.
Dia menjelaskan dengan begitu siapapun yang dianggap oleh masyarakat adat sebagai figure maka kepemimpinan itu wajib dikukuhkan dalam perapian atau Apen Bayeren.
“Kata kuncinya adalah emas dan perak yang kami pertaruhkan di atas per apian,”ujarnya
Kepala Suku Biak itu juga menamabhkan bahwa masyarakat Adat Suku Biak mendukung penuh pelaskanaan KMAN VI yang digelar di Kabupaten Jayapura, Papua.
Terkait itu pihaknya memberikan dukungan dengan mempersembahkan apa yang menjadi kemampuan masyrakata adat Biak dan pertaruhan hidup di atas barah api'
“Itu sebagai tanda kekuatan budaya yang adalah bagian dalam hidup yang tak bisa dipisahkan,” katanya lagi.
Atraksi jalan di atas bara batu tersebut ditampilkan pada Festival Danau Sentani (FDS) 2022 di Khalkote Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Kamis (27/10).