Wamena (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan mengimbau masyarakat mewaspadai dampak musim hujan menjelang jelang akhir tahun ini.
Kepala BPBD Jayawijaya Amsal Wamo di Wamena, Jumat, mengatakan beberapa permukiman rawan longsor dan banjir selama Desember sehingga pemerintah tidak henti-henti menyampaikan imbauan kewaspadaan itu.
"Karena biasanya akhir tahun seperti ini, masyarakat yang berada di tepian Sungai Baliem dan sungai lain selalu terkena dampak. Untuk itu kita perlu waspada dampak hujan," katanya.
Ia mengatakan bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir, tidak bisa diprediksi kapan terjadinya, namun bisa dihindari dengan meningkatkan kewaspadaan.
Setiap tahun pemerintah juga menggelar sosialisasi tentang pencegahan bencana alam, dengan melibat masyarakat serta instansi terkait.
"Kita tidak terhindar dari masalah-masalah ini, kita selalu terkena terutama yang berada di tepian sungai sehingga langkah kami pemerintah adalah terus mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Amsal memastikan pihaknya selalu membangun koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat terkait informasi perubahan cuaca yang diprediksi bisa memberikan dampak buruk bagi masyarakat.
Menurut data BPBD setempat, 21 distrik di sepanjang Sungai Baliem biasanya menjadi kawasan langganan banjir, di mana dalam setahun bisa enam kali.
Distrik-distrik terdampak itu, antara lain Wesaput, Maima, Witawaya, Musatfak, dan Kurulu.
Ia menyebut beberapa permukiman warga pernah terjadi banjir.
Banjir, katanya, juga mengakibatkan tanaman umbi-umbi dan sayur-mayur milik masyarakat terendam. Demikian pula, sejumlah lahan persawahan gagal panen karena terendam.
Kepala BPBD Jayawijaya Amsal Wamo di Wamena, Jumat, mengatakan beberapa permukiman rawan longsor dan banjir selama Desember sehingga pemerintah tidak henti-henti menyampaikan imbauan kewaspadaan itu.
"Karena biasanya akhir tahun seperti ini, masyarakat yang berada di tepian Sungai Baliem dan sungai lain selalu terkena dampak. Untuk itu kita perlu waspada dampak hujan," katanya.
Ia mengatakan bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir, tidak bisa diprediksi kapan terjadinya, namun bisa dihindari dengan meningkatkan kewaspadaan.
Setiap tahun pemerintah juga menggelar sosialisasi tentang pencegahan bencana alam, dengan melibat masyarakat serta instansi terkait.
"Kita tidak terhindar dari masalah-masalah ini, kita selalu terkena terutama yang berada di tepian sungai sehingga langkah kami pemerintah adalah terus mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Amsal memastikan pihaknya selalu membangun koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat terkait informasi perubahan cuaca yang diprediksi bisa memberikan dampak buruk bagi masyarakat.
Menurut data BPBD setempat, 21 distrik di sepanjang Sungai Baliem biasanya menjadi kawasan langganan banjir, di mana dalam setahun bisa enam kali.
Distrik-distrik terdampak itu, antara lain Wesaput, Maima, Witawaya, Musatfak, dan Kurulu.
Ia menyebut beberapa permukiman warga pernah terjadi banjir.
Banjir, katanya, juga mengakibatkan tanaman umbi-umbi dan sayur-mayur milik masyarakat terendam. Demikian pula, sejumlah lahan persawahan gagal panen karena terendam.