Jayapura (ANTARA) -
Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua mengimbau kepada para pelaku usaha guna memanfaatkan padang penggembalaan agar biaya produksi berpotensi lebih terjangkau sehingga harga jual yang diberikan ke masyarakat bisa lebih murah.
 
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Samuel Siriwa kepada Antara di Jayapura, Minggu, mengatakan memang pascalarangan masuknya daging sapi impor, harga daging sapi lokal mengalami kenaikan dari yang biasanya Rp120 ribu per kilo kini naik menjadi Rp160 ribu.
 
"Di Papua ada beberapa jenis hewan ternak yang dirawat, pertama dikandangkan, lalu kedua semi atau dilepas kemudian diberikan pakan terbatas dan terakhir di ladang penggembalaan," katanya.
 
Menurut Samuel, paling banyak para petani itu melakukan perawatan pada hewan sapi melalui kandang padahal jika dilakukan dengan ladang penggembalaan maka harga produksi akan lebih murah.
 
"Seperti di Kabupaten Merauke, Papua Selatan di mana harga daging sapi tergolong murah dibandingkan kabupaten lainnya hal ini cara perawatan menggunakan padang penggembalaan," ujarnya.
 
Dia menjelaskan hampir semua daging sapi yang masuk di Papua dipelihara dengan cara padang penggembalaan sehingga biaya produksi kecil, sehingga harga yang masuk jadi lebih murah dibandingkan dengan lokal.
 
"Ke depan kami akan lakukan pembicaraan dan sosialisasi kepada para pelaku usaha hewan ternak sapi tersebut agar harga daging di Papua menjadi murah," katanya.
 
Dia menambahkan Papua dengan delapan kabupaten dan satu kota ini memiliki banyak potensi lahan menjadi padang penggembalaan seperti, Sarmi, Keerom, Biak, Kota dan Kabupaten Jayapura.
 
"Ini yang akan kami bahas bersama juga dengan pemerintah kabupaten kota agar bersama-sama menurunkan harga daging sapi," ujar Samuel.

Pewarta : Qadri Pratiwi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024