Sentani (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua akan terus melakukan penanaman bambu sebagai batas alam di Cagar Alam Pegunungan (CAP) Cycloop pada 2024.
Kepala Bidang Teknis Konservasi Sumber Daya Alam BBKSDA Papua Yulius Palita di Sentani, Jumat mengatakan program penanaman bambu masih terus dilakukan di kawasan penyangga CAP Cycloop.
“Kita tahu bambu akarnya sangat kuat, sekaligus sebagai tanda batas alam untuk masyarakat tidak masuk dan melakukan aktivitas apapun di dalam kawasan yang dilindungi,” katanya.
Menurut Yulius, pengawasan terhadap kawasan penyangga CAP Cycloop tidak dapat terus dilakukan petugas setiap saat, sehingga melalui batas alam tersebut semoga masyarakat dapat paham dan mengerti dan tidak melakukan aktivitas melewati batas yang telah ditentukan.
“Sosialisasi dan informasi melalui media sangat perlu dilakukan sehingga masyarakat dapat mengetahui fungsi dari bambu yang ditanam,” ujarnya.
Dia menjelaskan penanaman yang telah dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua bersama PT Freeport Indonesia di CAP Cycloop sangat baik sekali dalam menjaga ekosistem alam terus terpelihara kawasan penyangga.
“Penanaman 20.000 pohon dan sepanjang 78 kilometer sangat bagus sekali, untuk kita sama-sama menyelamatkan Cycloop dari kerusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Dia menambahkan tahun depan selain penanaman, pihaknya juga akan meningkatkan pengawasan dengan patroli rutin di kawasan CAP Cycloop.
“Patroli kami terus lakukan juga pemulihan ekosistem di kawasan-kawasan yang terdegradasi CAP Cycloop dan lokasi di luas kawasan konservasi itu dilakukan rehabilitasi lahan yang dilakukan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Mamberamo,” ujarnya.
Kepala Bidang Teknis Konservasi Sumber Daya Alam BBKSDA Papua Yulius Palita di Sentani, Jumat mengatakan program penanaman bambu masih terus dilakukan di kawasan penyangga CAP Cycloop.
“Kita tahu bambu akarnya sangat kuat, sekaligus sebagai tanda batas alam untuk masyarakat tidak masuk dan melakukan aktivitas apapun di dalam kawasan yang dilindungi,” katanya.
Menurut Yulius, pengawasan terhadap kawasan penyangga CAP Cycloop tidak dapat terus dilakukan petugas setiap saat, sehingga melalui batas alam tersebut semoga masyarakat dapat paham dan mengerti dan tidak melakukan aktivitas melewati batas yang telah ditentukan.
“Sosialisasi dan informasi melalui media sangat perlu dilakukan sehingga masyarakat dapat mengetahui fungsi dari bambu yang ditanam,” ujarnya.
Dia menjelaskan penanaman yang telah dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua bersama PT Freeport Indonesia di CAP Cycloop sangat baik sekali dalam menjaga ekosistem alam terus terpelihara kawasan penyangga.
“Penanaman 20.000 pohon dan sepanjang 78 kilometer sangat bagus sekali, untuk kita sama-sama menyelamatkan Cycloop dari kerusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Dia menambahkan tahun depan selain penanaman, pihaknya juga akan meningkatkan pengawasan dengan patroli rutin di kawasan CAP Cycloop.
“Patroli kami terus lakukan juga pemulihan ekosistem di kawasan-kawasan yang terdegradasi CAP Cycloop dan lokasi di luas kawasan konservasi itu dilakukan rehabilitasi lahan yang dilakukan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Mamberamo,” ujarnya.