Timika (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Papua Tengah saat ini fokus mengelola dana otonomi khusus Rp300 miliar untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Papua yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah Marthen Ukago di Timika, Rabu, mengatakan dana tersebut untuk membebaskan biaya pendidikan bagi anak-anak Papua, baik jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK maupun perguruan tinggi.
"Kami juga melanjutkan program unggulan dari Provinsi Papua 'induk' yakni Siswa Unggulan Papua (SUP) yakni siswa unggulan Papua yang saat ini sedang studi di Papua dan luar negeri," katanya.
Ia menyatakan bersyukur karena pengalokasian dana untuk SUP khusus Provinsi Papua Tengah aman, meskipun masih tergolong sebagai daerah otonomi baru (DOB).
"Kami sangat bersyukur, meskipun masih tergolong DOB tetapi alokasi dana untuk SUP khusus Papua Tengah tergolong aman dari pada daerah lain," ujarnya.
Disdikbud Papua Tengah juga merekrut tenaga guru honorer untuk mendukung percepatan pembangunan bidang pendidikan pada wilayah terdepan, terluar, dan terbelakang (3T).
"Kami juga melibatkan tokoh agama untuk mengintervensi masalah pendidikan pada wilayah 3T, karena meskipun guru tidak ada tetapi para pendeta, pastor dan hamba Tuhan akan tetap ada di tempat tugas bagi umatnya," katanya.
Dia mengatakan guna pemerataan pendidikan pada wilayah rawan konflik, maka Disdikbud Papua Tengah memindahkan siswa ke daerah aman agar tetap dapat melanjutkan pendidikan.
"Lima wilayah rawan yakni Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, Dogiyai, dan Paniai, dan saat ini kami sudah mengirimkan beberapa siswa dari wilayah rawan konflik ke Kabupaten Mimika," ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah Marthen Ukago di Timika, Rabu, mengatakan dana tersebut untuk membebaskan biaya pendidikan bagi anak-anak Papua, baik jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK maupun perguruan tinggi.
"Kami juga melanjutkan program unggulan dari Provinsi Papua 'induk' yakni Siswa Unggulan Papua (SUP) yakni siswa unggulan Papua yang saat ini sedang studi di Papua dan luar negeri," katanya.
Ia menyatakan bersyukur karena pengalokasian dana untuk SUP khusus Provinsi Papua Tengah aman, meskipun masih tergolong sebagai daerah otonomi baru (DOB).
"Kami sangat bersyukur, meskipun masih tergolong DOB tetapi alokasi dana untuk SUP khusus Papua Tengah tergolong aman dari pada daerah lain," ujarnya.
Disdikbud Papua Tengah juga merekrut tenaga guru honorer untuk mendukung percepatan pembangunan bidang pendidikan pada wilayah terdepan, terluar, dan terbelakang (3T).
"Kami juga melibatkan tokoh agama untuk mengintervensi masalah pendidikan pada wilayah 3T, karena meskipun guru tidak ada tetapi para pendeta, pastor dan hamba Tuhan akan tetap ada di tempat tugas bagi umatnya," katanya.
Dia mengatakan guna pemerataan pendidikan pada wilayah rawan konflik, maka Disdikbud Papua Tengah memindahkan siswa ke daerah aman agar tetap dapat melanjutkan pendidikan.
"Lima wilayah rawan yakni Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, Dogiyai, dan Paniai, dan saat ini kami sudah mengirimkan beberapa siswa dari wilayah rawan konflik ke Kabupaten Mimika," ujarnya.