Biak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) berharap, hadirnya investor Turki untuk penggemukan ikan tuna di wilayah perairan 717 Biak dapat berdampak dengan membuka peluang kerja tenaga lokal orang asli Papua (OAP).

"Manfaat hadirnya investor sektor perikanan di kabupaten/kota dapat menghasilkan pendapatan negara, retribusi dan pajak daerah," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua I.Djuniawal di Biak, Selasa, menanggapi rencana investor Turki berinvestasi di Kabupaten Biak Numfor.

Ia mengatakan, sebelum investor memulai kegiatan sebaiknya disiapkan regulasi di daerah sebagai dasar hukum supaya dapat menjamin kemudahan berusaha bagi investor bersangkutan.

Bagi warga lokal Biak ketika investor manapun berusaha masuk mengelola potensi perikanan, menurut dia, sudah pasti butuh tenaga kerja untuk menunjang kegiatan operasional investor bersangkutan.

"Kedatangan investor perikanan ke Biak bisa mendapatkan nilai ekonomi untuk masyarakat Biak sekitarnya dan devisa bagi negara," harapnya.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI pada September Oktober untuk launching tuna farming karena menunggu kapal tersebut.

Kemudian pembangunan dari kolam jaring apung (KJA) operasional kapal tersebut untuk mencari tuna di sekitar wilayah penangkapan (WPP 717) di Biak

Disinggung potensi ikan tuna di perairan Papua, menurut Djuniawal, hampir semua daerah pesisir punya potensi tuna seperti Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Biak Numfor serta beberapa daerah pesisir kepulauan lainnya

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk besaran nilai investasi investor penggemukan ikan tuna lebih kurang mencapai sebesar 50 juta dolar Amerika .

 

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024