Jayapura (ANTARA) - Perusahaan sawit nasional Tunas Sawa Erma (TSE) Group di Papua Selatan sedang membangun kapal penelitian yang bernama “Papua Lestari” untuk mencari tahu kehidupan kura-kura moncong babi dan ekosistem sungai habitatnya.
Direktur TSE Group Luwy Leunufna dalam siaran pers di Jayapura, Jumat, mengatakan kapal tersebut mampu menampung lima orang untuk beraktivitas di dalamnya di mana selain ruangan untuk barang-barang perlengkapan penelitian, kapal ini juga dilengkapi sejumlah fasilitas untuk mempermudah pekerjaan para peneliti.
"Kapal ini menjadi sebuah sarana penting dalam rangka melakukan penelitian biota air di Papua, terutama kura-kura moncong babi di mana dengan adanya “Papua Lestari”, para peneliti bisa melakukan aktivitasnya dengan lebih baik sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas penelitian," katanya.
Menurut Luwy, kapal penelitian “Papua Lestari” sejatinya merupakan fasilitas yang disediakan oleh TSE Group, tak hanya menjadi alat transportasi bagi para peneliti namun juga sebuah simbol untuk menyebarkan pesan pelestarian.
“Papua Lestari dibangun untuk meneliti ekosistem di sungai dan rawa di Papua, baik itu kura-kura moncong babi, ikan, ular dan lain sebagainya, selain itu, kapal penelitian ini juga bisa menjadi simbol untuk membuka mata masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan,” ujarnya.
Dia menjelaskan perampungan kapal ini merupakan bagian dari komitmen program Papua Conservation yang dicanangkan TSE Group dan IPB University sejak 2022.
"Program ini bertujuan untuk melindungi hak kehidupan dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap hewan endemik," katanya lagi.
Dia menambahkan program ini tak hanya berfokus pada konservasi untuk kura-kura moncong babi saja, tapi juga hewan endemik Papua lainnya, yaitu cenderawasih kuning besar di Kabupaten Merauke dan Boven Digoel, Papua Selatan.
Sekadar diketahui, diawali dengan penjelajahan HMS Endeavor – kapal penelitian pertama di dunia – yang berlayar pada 1768 untuk menelusuri Samudra Pasifik demi memecahkan Terra Australis Incognita atau “Tanah Selatan yang Tidak Dikenal”, kini kapal penelitian telah beroperasi di berbagai belahan dunia dan memperkaya ilmu pengetahuan.