Jayapura, 16/7 (Antara) - Bupati Lanny Jaya, Befa Jigibalom menyatakan daerahnya dalam status darurat bencana alam setelah 11 warga di Distrik Kuyawage dan sekitarnya dikabarkan tewas akibat kedinginan pasca-hujan es yang melanda kawasan itu.
"Jadi pada kesempatan ini, saya sebagai pemimpin daerah, secara resmi menyatakan bahwa ini adalah keadaan darurat, saya juga telah membuat SK bupati menyatakan bahwa keadaan darurat dan harus dibantu," kata Befa Jigibalom saat berada di Kota Jayapura, Papua, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan orang nomor satu di Kabupaten Lanny Jaya itu guna menjelaskan bencana alam yang terjadi di tiga distrik yakni Distrik Kuyawage, Wano Barat dan Gua Balim pada awal bulan.
"Sementara ini, kami dari kabupaten Lanny Jaya pun sudah siap dan sangat siap membantu masyarakat itu selama bencana itu berlangsung," katanya.
Ia menjelaskan bencana alam yang menimpa tiga distrik yang didiami oleh 20.000 jiwa tersebut berupa embun putih yang turun kala malam tiba.
Embun putih itu, kata Jigibalom, diwaktu menjelang pagi hingga siang akan mencair seperti minyak dan akan membuat layu tanaman atau pun pohon-pohon besar yang ada di tiga distrik tersebut.
"Inilah yang menyebabkan gagal panen, karena embun putih itu saat mencair diwaktu siang berubah seperti minyak yang bisa membuat tumbuhan atau pohon layu dan mati," katanya.
Biasanya, bencana embun putih itu, lanjut Jigibalom terjadi tiap lima tahun, tapi belakangan ini tidak pernah terjadi setelah sembilan tahun.
"Bencana embun putih itu, biasanya warga di tiga distrik sebut `kebakaran.` Dan bencana ini telah merenggut nyawa 11 orang, lima atau enam diantaranya masih anak-anak," katanya.
Jigibalom juga mengemukakan bahwa bencana embun putih itu juga yang terjadi di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak.
"Kuyawage sebelah baratnya itu Distrik Agandugume, keduanya berada diketinggian 7.000-8.000 diatas permukaan laut. Nah, bencana embun putih ini hanya terjadi di kawasan itu," kata Bupati Befa Jigibalom.
Sebelumnya, Sekda Lannya Jaya Cristian Sohilait kepada Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan ada 10 warga yang meninggal dunia akibat cuaca dingin yang terjadi pada awal bulan Juli.
"Dari laporan yang kami terima, sebelum dilanda hujan es, Distrik Wano Barat yang memiliki 11 kampung itu sempat mengalami kemarau yang menyebabkan tanaman mati," katanya.
Namun, tanggal 3 Juli lalu, terjadi hujan es atau frost yang melanda kampung-kampung di Distrik Wano Barat, lalu tanggal 5 Juli kembali terjadi hujan es selama semalaman hingga mengakibatkan tanaman membusuk.
"Hujan es yang menyebabkan suhu di bawah nol derajat itu pun mengakibatkan meninggalnya warga dan juga ternak," kata Sohilait.(*)