Wamena (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkomitmen merealisasikan pembangunan infrastruktur energi pro-rakyat. Hal ini sesuai dengan visi misi Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan.
Kementerian ESDM telah mengalokasikan anggaran untuk membangun instalasi listrik tenaga surya guna menerangi sejumlah titik di tiga kabupaten, di wilayah pedalaman Papua, yaitu di Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Yahukimo.
Pemerintah menyadari bahwa listrik sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat . Oleh karena itu, pemerintah meluncurkan program penerangan jalan umum tenaga surya (PJUTS) di berbagai daerah di Papua.
Sebanyak 450 unit PJUTS sudah selesai dipasang dan dinikmati masyarakat. Fasilitas itu diresmikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Sahid Junaidi, bersama Anggota Komisi VII DPR-RI, Ina Elisabet Kobak, serta Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, secara simbolis di Kabupaten Jayawijaya, pada Sabtu, (15/10).
Usai diresmikan, sarana publik itu kemudian diserahkan pengelolaannya dari kementerian ke masing-masing pemerintah kabupaten. Fasilitas tersebut diharapkan dipelihara, dirawat secara rutin sehingga umur pemanfaatan bisa lebih awet.
Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE Sahid Junaidi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, berharap setelah 450 unit PJUTS terpasang akan lebih banyak lagi titik, utamanya yang belum terjangkau listrik PLN, dapat terlayani.
Pemasangan PJUTS di seluruh daerah di Indonesia sejak Tahun 2015 hingga 2021 sudah lebih dari 90.000 unit. Sebagian dari jumlah itu dipasang di kabupaten dan kota di Provinsi Papua. Selain pembangunan PJUTS, Kementerian ESDM sedang mengerjakan juga program alat penyalur daya listrik (APDAL) untuk masyarakat. Pemerintah pusat optimis program itu rampung dan bisa digunakan pada Oktober 2022.
Bahu-membahu merawatnya
Anggota Komisi VII DPR-RI, Ina Elisabet Kobak, yang hadir pada peresmian mengapresiasi pihak Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM yang mengerjakan program itu. DPR mendorong pada 2022 dapat dipasang lagi PJUTS sebanyak 350 unit, termasuk Kabupaten Jayawijaya diharapkan mendapatkan alokasi lagi.
Karena pengadaan, pendistribusian maupun pemasangan PJUTS itu membutuhkan pengorbanan tidak mudah, masyarakat tiga kabupaten perlu bahu-membahu untuk merawatnya.
DPR mendukung jajaran Kementerian ESDM untuk terus berjuang dengan berbagai ide terobosan dalam penggunaan energi terbarukan agar seluruh rakyat di negara kepulauan Indonesia dapat merasakannya.
Ina Elisabet, legislator asal Papua itu memastikan masyarakat Papua akan tersenyum ketika lampu-lampu yang dipasang menerangi jalan-jalan di desa atau kampung yang dahulu gelap.
Seperti diketahui, PJUTS itu terdiri dari empat komponen utama yaitu tiang dengan tinggi sekitar tujuh meter dan tahan korosi, baterai, modul surya serta lampu.
Kapasitas baterai pada tiap PJUTS adalah 40 ampere yang mampu beroperasi selama tiga hari walaupun tidak mendapat suplai sinar matahari.
Komponen lampu yang digunakan adalah jenis LED yang mempunyai efisiensi cahaya sangat tinggi, dengan daya lampu sebesar 40 watt atau setara dengan 400 watt untuk lampu merkuri. Modul surya dengan ukuran satu meter lebih, memiliki kapasitas 300 watt.
Perangkat lampu itu memiliki garansi selama tiga tahun. Masyarakat bisa melaporkan kerusakan lampu itu ke pihak penyedia maupun kementerian. Sebab pada setiap tiang terdapat kode bergaris yang bisa dipindai di telepon genggam untuk dikirim ke Jakarta. Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan perawatan dan perbaikan.
Bupati Jhon Richard Banua menyampaikan penghargaan atas bantuan PJUTS tersebut. Ia mengakui selama ini terus mengupayakan listrik masuk ke semua kampung, namun terkendala karena beberapa kampung letaknya jauh dari instalasi listrik milik PT PLN (Persero).
Karena masih sulit menjangkau 328 kampung, maka dukungan lampu tenaga surya seperti yang diberikan kementerian sangat membantu masyarakat, bahkan pemerintah Jayawijaya.
Pemerintah dan masyarakat di Jayawijaya mengharapkan pada tahun-tahun yang akan datang, mendapatkan tambahan kuota PJUTS.
Bupati berjanji siap berkoordinasi tentang perencanaan lokasi penempatan PJUTS agar tepat sasaran dan tidak tumpang tindih sehingga nantinya membawa dampak positif bagi masyarakat.
Perwakilan penerima manfaat, Amos Huby mengatakan lampu-lampu gratis itu sangat membantu mereka untuk menikmati penerangan tanpa harus membayar iuran tiap bulan kepada pihak manapun.
Sebelum adanya lampu penerangan di lingkungan mereka, warga tidak banyak beraktivitas pada malam hari karena takut menjadi korban jambret atau tindak kekerasan lainnya. Namun, dengan lampu-lampu jalan yang dipasang, aktivitas masyarakat di malam hari bisa lancar.
Lampu yang berada di lingkungannya menyala otomatis pada pukul 6 sore hingga padam pada pukul 5 pagi. Ia akan ikut memotivasi warga lainnya untuk memelihara lampu yang kini menjadi milik bersama masyarakat.
Bantuan listrik tenaga surya sangat bermanfaat bagi masyarakat di kabupaten wilayah pegunungan Papua.
Medan yang sulit mengakibatkan masih ada warga yang belum mengenal listrik. Mereka hanya menggantungkan hidup pada api sebagai penerangan di rumah ketika malam tiba.
Menggunakan pelita dengan bahan bakar minyak tanah, bukan hal mudah karena harga minyak tanah mencapai Rp25.000 per liter.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sentuhan pemerintah untuk masyarakat minim listrik di Papua