Jayapura (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah V Jayapura mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, karena dipengaruhi sejumlah faktor.
"Kami mencatat akan terjadi peningkatan risiko bencana hidrometeorologi akibat fenomena atmosfer global yang aktif di wilayah Papua," kata Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek, di Jayapura, Papua, Jumat.
Menurut Yustus, kondisi tersebut di pengaruhi oleh Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer seperti Kelvin Wave, Rossby Equator, serta pengaruh Monsun Asia yang masih berlangsung.
“Kombinasi fenomena ini meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat. Selain itu, badai guntur, angin kencang, banjir, tanah longsor, serta gelombang tinggi di perairan Papua,” ujarnya.
Dia menjelaskan dalam upaya mitigasi, BBMKG telah menggelar rapat koordinasi bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dari enam provinsi di Papua.
"Rapat tersebut bertujuan memperkuat koordinasi lintas instansi, memastikan kesiapan posko Lebaran 2025, serta mengoptimalkan penyebaran informasi kepada masyarakat," katanya.
Dia menambahkan berdasarkan prospek cuaca sepekan ke depan akan terjadi hujan deras disertai badai guntur dan angin kencang yang diprediksi terjadi di beberapa wilayah kabupaten dan kota seperti Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi, Kepulauan Yapen, Waropen, dan Mamberamo Raya.
"Selain itu, kami juga mencatat bahwa wilayah Papua memiliki banyak lereng curam serta daerah aliran sungai yang rawan longsor dan banjir," ujarnya.
Dia menjelaskan jika hujan terjadi dengan intensitas tinggi atau durasi lama, risiko banjir dan longsor akan meningkat.
"Oleh sebab itu kami mengingatkan bahwa Papua merupakan wilayah rawan gempa bumi akibat aktivitas seismik dari sumber gempa kerak dangkal, sehingga penting mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana," katanya.