Jayapura (ANTARA) - Tunas Sawa Erma (TSE) Group yang merupakan salah satu perusahaan di sektor Forest, Land and Agriculture (FLAG) di Indonesia dan tergabung dalam organisasi Inisiatif Target Berbasis Sains (SBTi) berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca lingkup absolut 1, 2 dan 3 sebesar 90 persen pada 2025.
Direktur TSE Group Luwy Leunufna dalam siaran pers di Jayapura, Rabu, mengatakan kini pihaknya sudah membuat target kapan perusahaan akan membangun Biogas Power Plant yang rencananya akan dibangun bertahap di lima lokasi menggunakan electric vehicle (EV), penggantian dari menggunakan biodiesel ke tenaga biogas dan solar panel serta penggantian pupuk kimia ke organik.
"Itu semua akan dilakukan secara bertahap tapi konsisten, di mana diharapkan 2040 sudah mulai bisa terlihat hasilnya TSE bisa mencapai Net Zero Emissions," katanya.
Menurut Luwy, roadmap yang telah disusun TSE Group untuk mencapai Net Zero Emissions 2050, kini telah mencapai babak baru lewat disetujuinya oleh pihak SBTi pada 13 Februari 2025.
"Target jangka pendek TSE Group mencakup mengurangi emisi GRK lingkup 1 dan 2 absolut sebesar 58,8 persen pada 2034 dari 2022, mengurangi cakupan absolut 3 Emisi GRK 35 persen dalam jangka waktu yang sama," ujarnya.
Dia menjelaskan Tunas Sawa Erma Group berkomitmen untuk tidak melakukan deforestasi di seluruh komoditas utamanya, sementara jangka panjang mengurangi mengurangi emisi gas rumah kaca lingkup absolut 1, 2 dan 3 sebesar 90 persen pada 2025.
"Keikutsertaan TSE Group dengan SBTi merupakan langkah besar untuk mencegah perubahan iklim," katanya lagi.
Dia menambahkan SBTi memberikan panduan yang jelas bagi perusahaan dan organisasi untuk merumuskan target emisi yang realistis dan berbasis sains.
"Inisiatif ini juga mendorong transparansi dan akuntabilitas, serta memungkinkan pemantauan kemajuan dalam pencapaian target tersebut," ujarnya lagi.
Sektor hutan, lahan dan pertanian (Forest, Land and Agriculture atau FLAG) merupakan penyumbang emisi terbesar dunia, setelah energi dan industri dengan menyumbang 22 persen emisi gas rumah kaca. Namun demikian sektor FLAG merupakan salah satu sektor yang paling terdampak oleh perubahan iklim.
Kesadaran akan perubahan iklim ini diwujudkan dengan bergabungnya perusahaan sektor FLAG ke dalam inisiatif global yang membantu perusahaan, atau suatu lembaga untuk menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca yang didasarkan pada sains dan bukti ilmiah yang mendukung target tersebut.
Inisiatif Target Berbasis Sains (SBTi) adalah salah satu inisiatif global yang dipercaya oleh sektor korporasi untuk membantu mereka menetapkan standar, perangkat dan panduan yang memungkinkan perusahaan menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
Lebih dari 4.000 perusahaan dari seluruh dunia telah bergabung dengan SBTi. Di Indonesia, salah satu perusahaan FLAG yang bergabung dengan organisasi ini adalah Tunas Sawa Erma (TSE) Group. Dengan menggandeng SBTi, TSE Group sejak 2023 memperkokoh komitmen kontribusi dalam upaya global mencapai zero emissions sampai dengan 2050.
TSE Group sendiri merupakan gabungan perusahaan antara lain PT Tunas Sawa Erma, PT Berkat Cipta Abadi, PT Papua Agro Lestari, dan PT Gelora Mandiri Membangun. Ketiga perusahaan pertama beroperasi di Provinsi Papua Selatan, sedangkan PT Gelora Mandiri Membangun beroperasi di Provinsi Maluku Utara.