Jayapura (Antaranews Papua) - PT Pertamina (Persero) segera membangun dua unit depot elpiji di Jayapura, Papua, dan Wayame, Ambon, Maluku, sebagai upaya menekan harga jual elpiji di wilayah tersebut.

"Harga elpiji di wilayah Maluku dan Papua ini memang berbeda, karena belum adanya infrastruktur berupa depot dan SPBE (stasiun pengisian bulk elpiji) yang saat ini sedang dalam progres pembangunan," ujar Manajer Domestic Gas Pertamina MOR VIII Probo Prasiddhayu di Jayapura, Minggu.

Ia menjelaskan dalam beberapa tahun ke depan atau setelah pembangunan depot dan SPBE rampung, maka harga elpiji nonsubsidi bisa berkurang.

Menurut dia, dengan pembangunan dua depot tersebut, maka diharapkan wilayah di sekitarnya bisa mendapat suplai elpiji.

"Agenda selesai pembangunannya sekitar tiga tahun lagi, tapi diharapkan bisa dipercepat menjadi 2020. Kapasitas depot yang dibangun 2x1.000 metrik ton," kata dia.

Probo mengaku pihaknya belum menghitung secara rinci harga elpiji yang akan terpangkas ketika depot selesai dibangun dan beroperasi.

Hanya saja, dipastikan harga elpiji di Indonesia timur tidak akan terlampau jauh dengan daerah lain di Indonesia.

Selain itu, ia juga mengatakan bila pembangunan depot dan SPBE selesai, maka ada kemungkinan pemerintah melalui Pertamina bisa melakukan program konversi minyak tanah ke elpiji seperti daerah lainnya.

"Bisa saja kemungkinan seperti itu. Seperti halnya di daerah lain, konversi elpiji dilakukan ketika infrastruktur sudah siap. Kita tidak mau gegabah untuk segera melakukan konversi, kalau infrastrukturnya belum siap," kata Probo.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024