Timika (ANTARA News Papua) - Jajaran Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Mozes Kilangin Kelas II Timika terus menjalin koordinasi dengan pihak PT Freeport Indonesia dan PT AVCO untuk menambah frekuensi penerbangan komersial ke wilayah itu.
Kepala UPBU Mozes Kilangin Timika Ambar Suryoko di Timika, Papua, Kamis, mengatakan koordinasi yang lebih serius dengan pihak Freeport dan AVCO sangat dibutuhkan mengingat pengoperasian Bandara Mozes Kilangin Timika di sisi utara yang digunakan untuk kegiatan penerbangan komersial hingga kini masih di bawah kendali kedua perusahaan itu.
"Saya akan mencoba melakukan koordinasi yang lebih intens dengan jajaran PT Freeport dan AVCO supaya apa yang selama ini menjadi kendala bisa kita benahi bersama. Intinya kendala-kendala apa yang menyebabkan belum ada lagi maskapai penerbangan masuk Timika akan segera kita benahi," kata Ambar.
Ambar Suryoko baru sepekan menjabat Kepala UPBU Mozes Kilangin Timika menggantikan Setyani Mahendra yang dimutasikan sebagai Kepala Bandara Kelas II Dekai, Kabupaten Yahukimo.
Hingga kini hanya terdapat dua maskapai penerbangan komersial yang singgah di Bandara Timika yaitu Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air.
Minimnya jumlah maskapai penerbangan yang singgah di Bandara Timika itu menyebabkan harga tiket penerbangan meroket tajam terutama saat musim liburan keagamaan dan liburan sekolah, sehingga mendapat kecaman dari pengguna jasa penerbangan di wilayah itu.
Sebagai contoh, harga tiket penerbangan pesawat Garuda Indonesia rute Timika-Jakarta kelas ekonomi saat ini dijual pada kisaran di atas Rp4 juta hingga Rp6 juta. Sementara harga tiket penerbangan Garuda Indonesia rute Timika-Jakarta untuk kelas bisnis lebih dari Rp10 juta.
Ambar mengatakan jajarannya terus berupaya agar ke depan semakin banyak maskapai penerbangan lain singgah di Bandara Timika. Maskapai penerbangan Batik Air sudah lebih dari satu tahun mengajukan permintaan untuk singgah di Bandara Timika, namun hingga kini belum juga mendapat persetujuan dari pihak otoritas terkait di bandara itu.
"Apa yang selama ini menjadi keinginan masyarakat pengguna jasa penerbangan di Timika mudah-mudahan dapat kita tindaklanjuti. Melalui koordinasi yang lebih bagus dengan pihak Freeport dan AVCO diharapkan kebutuhan masyarakat akan adanya tambahan armada angkutan udara dari dan ke Bandara Timika bisa segera terpenuhi," kata Ambar.
Kepala Bandara Timika PT AVCO Subagyo Hadidjan mengatakan belum adanya maskapai lain yang singgah di Bandara Timika lantaran belum siapnya berbagai infrasruktur baik dari sisi keamanan, terminal penumpang, dan lainnya.
"Apabila semua sudah siap baik dari sisi darat, keamanan, terminal, dan lain-lain, maka tentu tidak ada kendala untuk masuknya maskapai baru di Bandara Timika. Kami akan bekerja sama dengan UPBU Mozes Kilangin untuk memperbaiki semua kekurangan tersebut sehingga ke depan semuanya bisa siap," ujar Subagyo.
Subagyo beralasan bahwa pengoperasian sebuah maskapai penerbangan di suatu bandara tidak semudah yang dibayangkan masyarakat.
"Masalah zona keamanan penerbangan harus dipenuhi semua, tidak bisa sembarangan satu maskapai bisa masuk, ada aturan-aturan yang harus dipenuhi," jelasnya.
Selain Batik Air, maskapai penerbangan lain yang sudah mengajukan permintaan terbang ke Bandara Timika yaitu Lion Air, Citilink dan lainnya.
Kepala UPBU Mozes Kilangin Timika Ambar Suryoko di Timika, Papua, Kamis, mengatakan koordinasi yang lebih serius dengan pihak Freeport dan AVCO sangat dibutuhkan mengingat pengoperasian Bandara Mozes Kilangin Timika di sisi utara yang digunakan untuk kegiatan penerbangan komersial hingga kini masih di bawah kendali kedua perusahaan itu.
"Saya akan mencoba melakukan koordinasi yang lebih intens dengan jajaran PT Freeport dan AVCO supaya apa yang selama ini menjadi kendala bisa kita benahi bersama. Intinya kendala-kendala apa yang menyebabkan belum ada lagi maskapai penerbangan masuk Timika akan segera kita benahi," kata Ambar.
Ambar Suryoko baru sepekan menjabat Kepala UPBU Mozes Kilangin Timika menggantikan Setyani Mahendra yang dimutasikan sebagai Kepala Bandara Kelas II Dekai, Kabupaten Yahukimo.
Hingga kini hanya terdapat dua maskapai penerbangan komersial yang singgah di Bandara Timika yaitu Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air.
Minimnya jumlah maskapai penerbangan yang singgah di Bandara Timika itu menyebabkan harga tiket penerbangan meroket tajam terutama saat musim liburan keagamaan dan liburan sekolah, sehingga mendapat kecaman dari pengguna jasa penerbangan di wilayah itu.
Sebagai contoh, harga tiket penerbangan pesawat Garuda Indonesia rute Timika-Jakarta kelas ekonomi saat ini dijual pada kisaran di atas Rp4 juta hingga Rp6 juta. Sementara harga tiket penerbangan Garuda Indonesia rute Timika-Jakarta untuk kelas bisnis lebih dari Rp10 juta.
Ambar mengatakan jajarannya terus berupaya agar ke depan semakin banyak maskapai penerbangan lain singgah di Bandara Timika. Maskapai penerbangan Batik Air sudah lebih dari satu tahun mengajukan permintaan untuk singgah di Bandara Timika, namun hingga kini belum juga mendapat persetujuan dari pihak otoritas terkait di bandara itu.
"Apa yang selama ini menjadi keinginan masyarakat pengguna jasa penerbangan di Timika mudah-mudahan dapat kita tindaklanjuti. Melalui koordinasi yang lebih bagus dengan pihak Freeport dan AVCO diharapkan kebutuhan masyarakat akan adanya tambahan armada angkutan udara dari dan ke Bandara Timika bisa segera terpenuhi," kata Ambar.
Kepala Bandara Timika PT AVCO Subagyo Hadidjan mengatakan belum adanya maskapai lain yang singgah di Bandara Timika lantaran belum siapnya berbagai infrasruktur baik dari sisi keamanan, terminal penumpang, dan lainnya.
"Apabila semua sudah siap baik dari sisi darat, keamanan, terminal, dan lain-lain, maka tentu tidak ada kendala untuk masuknya maskapai baru di Bandara Timika. Kami akan bekerja sama dengan UPBU Mozes Kilangin untuk memperbaiki semua kekurangan tersebut sehingga ke depan semuanya bisa siap," ujar Subagyo.
Subagyo beralasan bahwa pengoperasian sebuah maskapai penerbangan di suatu bandara tidak semudah yang dibayangkan masyarakat.
"Masalah zona keamanan penerbangan harus dipenuhi semua, tidak bisa sembarangan satu maskapai bisa masuk, ada aturan-aturan yang harus dipenuhi," jelasnya.
Selain Batik Air, maskapai penerbangan lain yang sudah mengajukan permintaan terbang ke Bandara Timika yaitu Lion Air, Citilink dan lainnya.