Sentani (ANTARA News Papua)- Mahasiswa dan alumni Universitas Cenderawasih (Uncen) yang tergabung dalam Pegiat Gerakan Literasi Papua mengajarkan para murid SD Sabron Sari, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua menulis dan membaca.

Tonix Wonatorei, salah satu anggota Pegiat Gerakan Literasi Papua yang mengkoordinir jalanya kegiatan membaca dan menulis itu kepada Antara di Sentani, mengatakan pihaknya mendatangi sekolah itu untuk membagi buku sekaligus mengajarkan siswa untuk membaca dan menulis.

"Ada dua jenis buku yang kami bawa dan bagi, ada buku materi dan ada buku gambar yang dibagikan kepada para murid," kata Tonik.

Buku yang dibagi didapat dari salah satu rekan mereka di Manokwari dan sumbangan dari masing-masing anggota Pegiat Gerakan Literasi Papua. Jumlah buku total yang terkumpul sebanyak 80 buah.

Tonix menjelaskan, ketika pihaknya tiba di sekolah itu, mereka meminta kepada guru memisahkan para murid yang bisa membaca namun belum lancar mengeja huruf dengan murid yang sama sekali belum bisa membaca.

"Ada dua kelas yang dibagi, satu kelas itu murid yang sudah bisa membaca tetapi belum lancar, satu kelas itu khusus untuk murid yang tidak bisa membaca," katanya.

Dia mengatakan, untuk kelas yang bisa membaca namun belum lancar ini, pihaknya membagikan buku lalu memberikan motivasi kemudian menyuruh siswa untuk membaca beberapa menit lalu, selanjutnya murid untuk menulis kalimat yang dibaca di papan lalu dibaca.

Setelah itu, katanya, para murid juga disuruh maju kedepan menulis tulisan bercerita di papan lalu dibaca secara bersama.

Menurut dia, buku yang dibagikan kepada murid tidak untuk dibawa pulang, namun hanya dibaca beberapa menit, kemudian belajar menulis tulisan dibaca setelah itu dikumpulkan kembali,lalu di serahkan ke kepala sekolah untuk disimpan di lemari buku yang ada di ruang guru karena belum ada perpustakaan agar bisa dibaca setiap saat oleh para murid. 

"Kami akan kembali lagi ke sekolah ini untuk cek apakah benar-benar para murid memanfaatkan buku-buku yang diberikan untuk dibaca atau tidak," ujarnya.

Sedangkan, lanjut dia, para murid yang tidak bisa membaca, pihaknya memutarkan film dokumenter yang memberikan motivasi untuk menjadi seorang pemimpin.

"Setelah kami putarkan film, kami berikan motivasi kepada para murid agar rajin belajar," ujar Tonix.

Disela pembagian buku dan pemutaran film, Pegiat Gerakan Literasi Papua juga membagikan pakaian layak pakai kepada para murid di sekolah tersebut.

Tonix mengatakan, mereka melakukan kegiatan itu secara sukarela, tidak dibayar dengan tujuan adik-adik di bangku SD bisa pintar seperti mereka.

Kepala SD Sabron Sari, Paulina Kwano memperkirakan, muridnya yang belum bisa membaca dengan lancar itu sekitar 50 murid lebih, sedangkan yang tidak bisa membaca sebanyak 50 murid.

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024