Biak (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Biak Numfor, Papua, mengambil sampel 200 ekor sapi untuk menganalisa penyakit ternak untuk kepentingan menjaga wilayah tersebut aman dari berbagai penyakit hewan.

"Pemeriksaan sampel hewan ternak sapi akan dilakukan di Balai Besar Veteriner Maros, Sulawesi Selatan guna mengetahui apakah ternak bersangkutan terkena bakteri brucellosis atau tidak," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Biak Numfor Rahmatullah di Biak, Kamis .

Ia menyebutkan penyakit brucelosis merupakan penyakit ternak yang bukan hanya merugikan peternak tapi juga dapat mengganggu kesehatan masyarakat. 

Penyakit sapi itu, katanya, disebabkan mikroorganisme yang termasuk dalam genus Brucella, dengan infeksi yang tersifat pada hewan maupun manusia. "Brucellosis adalah penyakit pada sapi atau kerbau yang disebabkan oleh bakteri brucella yang bisa menular kepada manusia atau tergolong zoonosis,"ujarnya.

Rahmatullah mengatakan, penyebaran penyakit ini sangat cepat dan hingga kini belum ditemukan cara pengobatannya.

Wilayah Kabupaten Biak Numfor, menurut Rahmatullah, hingga saat ini masih dinyatakan daerah yang bebas dari berbagai penyakit ternak.

"Biak dikenal daerah yang bersih dari penyakit ternak hewan sehingga harus dijaga bersama dengan mengawasi lalu lintas ternak yang masuk," ujarnya.

Rahmatullah mengatakan, penularan brucellosis kepada manusia umumnya dengan mengonsumsi organ dalam hewan yang mengandung bakteri brucella, ataupun melalui kotoran hewan yang terkena brucellosis mengenai luka di kulit manusia.

Dampak yang paling berbahaya jika tertular brucellosis pada ibu hamil, menurut catatan medis, akan mengalami keguguran. Berdasarkan data lima distrik yang menjadi fokus pengambilan sampel survei brucellosis diantaranya distrik Biak Utara, distrik Biak Barat, distrik Biak Timur, distrik Yendidori dan distrik Samofa.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024