Manado (ANTARA) - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengunjungi Rumah Sakit Kandou, Manado, pascapengisolasian seorang penerjemah maskapai Lion Air di rumah sakit tersebut karena merasa tidak nyaman setelah melakukan perjalanan ke China.
"Saya ke sini (RS Kandou) untuk mengonfirmasikan apa yang terjadi serta melihat kesiapan aparat Kementerian Kesehatan yang bekerja satu kali 24 jam," sebut Terawan di Manado, Minggu.
Jajaran Kemenkes, sebut dia, telah menjaga pintu-pintu masuk bandara dan pelabuhan untuk mengecek kondisi kesehatan turis menggunakan 'thermal scanner' manual maupun infra merah.
"Kami melakukannya secara terpadu bersama-sama dengan personel Kantor Kesehatan Pelabuhan di bandara, saya cek kesiapan maupun peralatannya," ujarnya.
Selain siaga di pintu-pintu masuk lengkap dengan personel dan peralatan, Kemenkes juga memberikan imbauan apa yang harus dilakukan masyarakat terutama menyikapi kondisi seperti ini.
"Semua berjalan on the track. Hal itu dapat dibuktikan dengan kesadaran masyarakat yang luar biasa. Tadi saya lihat pasien yang diisolasi. Karena merasa tidak nyaman usai perjalanan dari China, dengan kesadaran sendiri dia langsung menghubungi rumah sakit," ujarnya.
Setelah diisolasi, sebut dia, kondisi pasien semakin membaik, tidak ada demam, tidak ada sesak nafas, sudah sembuh, kesadaran masyarakat memeriksakan status kesehatan sudah tinggi.
"Everything oke meski begitu prosedur tetap kita jalankan," ujarnya.
Selain pengetatan di pintu-pintu masuk, hal serupa juga dilakukan di pintu-pintu keluar di mana petugas di China mengecek setiap wisatawan yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Jadi di sana (China) turis juga dicek sebelum melakukan perjalanan ke Manado, mereka sangat sadar mengecek kesehatan warga, mereka melakukan clearence kesehatan warganya," ujarnya.
Sebelumnya, seorang penerjemah maskapai Lion Air rute penerbangan Guangzhou-Manado diisolasi Rumah Sakit Kandou, Manado, setelah mengalami pilek.
Dinas kesehatan kemudian memastikan penerjeman tersebut sudah dalam kondisi sehat namun masih tetap diisolasi sambil menunggu hasil laboratorium.
"Saya ke sini (RS Kandou) untuk mengonfirmasikan apa yang terjadi serta melihat kesiapan aparat Kementerian Kesehatan yang bekerja satu kali 24 jam," sebut Terawan di Manado, Minggu.
Jajaran Kemenkes, sebut dia, telah menjaga pintu-pintu masuk bandara dan pelabuhan untuk mengecek kondisi kesehatan turis menggunakan 'thermal scanner' manual maupun infra merah.
"Kami melakukannya secara terpadu bersama-sama dengan personel Kantor Kesehatan Pelabuhan di bandara, saya cek kesiapan maupun peralatannya," ujarnya.
Selain siaga di pintu-pintu masuk lengkap dengan personel dan peralatan, Kemenkes juga memberikan imbauan apa yang harus dilakukan masyarakat terutama menyikapi kondisi seperti ini.
"Semua berjalan on the track. Hal itu dapat dibuktikan dengan kesadaran masyarakat yang luar biasa. Tadi saya lihat pasien yang diisolasi. Karena merasa tidak nyaman usai perjalanan dari China, dengan kesadaran sendiri dia langsung menghubungi rumah sakit," ujarnya.
Setelah diisolasi, sebut dia, kondisi pasien semakin membaik, tidak ada demam, tidak ada sesak nafas, sudah sembuh, kesadaran masyarakat memeriksakan status kesehatan sudah tinggi.
"Everything oke meski begitu prosedur tetap kita jalankan," ujarnya.
Selain pengetatan di pintu-pintu masuk, hal serupa juga dilakukan di pintu-pintu keluar di mana petugas di China mengecek setiap wisatawan yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Jadi di sana (China) turis juga dicek sebelum melakukan perjalanan ke Manado, mereka sangat sadar mengecek kesehatan warga, mereka melakukan clearence kesehatan warganya," ujarnya.
Sebelumnya, seorang penerjemah maskapai Lion Air rute penerbangan Guangzhou-Manado diisolasi Rumah Sakit Kandou, Manado, setelah mengalami pilek.
Dinas kesehatan kemudian memastikan penerjeman tersebut sudah dalam kondisi sehat namun masih tetap diisolasi sambil menunggu hasil laboratorium.