Makassar (ANTARA) - Pelaksanaan rapid test digelar Relawan Indonesia Bersatu (RIB) Lawan COVID-19 bekerja sama Rumah Sakit Umum Darurat (RSUD) Sayang Bunda pada hari pertama hasilnya ditemukan tujuh orang berstatus reaktif di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Ini adalah hari kedua. Pertama, kemarin dilayani 299 orang masyarakat berbagai macam komponen, dari unsur berbeda-beda, dilayani dengan baik. Dari 299 orang itu, ada tujuh orang ditemukan dalam kondisi reaktif, kita rekomendasikan ditindaklanjuti dalam pemeriksaan real time PCR," sebut tim relawan RIB Kamrussamad di rumah sakit setempat, Kamis.

Ia mengatakan RIB bekerja sama dengan (RSUD) Sayang Bunda didukung oleh Badan Intelejen Negara dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat khususnya rapid test.

Pihaknya menyakini apa yang dilakukan tersebut sangat membantu pemerintah daerah serta menjadi yang pertama melaksanakan kegiatan ini dari lembaga non pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat.

"Mudah-mudahan hari ini bisa kita optimalkan kembali rapid test hari kedua ini. Karena baru kami yang pertama, kita berharap ada lembaga lainnya ikut melaksanakan kegiatan kemanusiaan seperti ini," kata politisi Partai Gerindra itu kepada wartawan.

Mengenai dengan tujuh orang yang dinyatakan hasilnya reaktif pada rapid test, Rabu (13/5) kemarin, kata dia, RIB sudah berkoordinasi dengan Gugus Tugas COVID-19 dan rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk pemerintah untuk ditindaklanjuti.

"Kita dan gugus tugas sudah berkoordonasi dengan mereka (rumah sakit rujukan) dan bisa segera dilakukan tes real time atau PCR termasuk diambil sampel swab-nya," papar anggota DPR Komisi XI dari Fraksi Gerindra itu.

Selain itu, bukan hanya di Makassar, tim RIB juga telah melaksanakan rapid test massal di DKI Jakarta melayani 4.000 masyarakat. Selanjutnya wilayah kedua di Jabodetabek di wilayah Provinsi Jawa Barat dan ketiga di Provinsi Sulawesi Selatan.

"Direncanakan tahapan pertama kita targetkan setiap hari bisa melayani 250-300 orang. Alhamdulilah, ini hari kedua, sampai saat ini sudah ada 100 orang lebih terlayani (dirapid test)," ujarnya.

Saat ditanyakan mengapa memilih Kota Makassar, bukan kota atau kabupaten lainnya di Sulawesi, kata dia, Kota Makassar adalah salah satu kota yang ditetapkan pemerintah menjalankan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pertama di luar Pulau Jawa.

"Sulsel juga masuk ranking lima nasional dengan tingkat esponensialnya tinggi, sehingga ini harus melibatkan komponen masyarakat, tokoh, BIN dan lainnya untuk memberikan edukasi pada masyarakat agar ikut berpartisipasi melawan penyebaran virus ini," harap dia.
  Tim RIB Kamrussamad (tengah) menjawab pertanyaan wartawan disela pelaksanaan rapid test massal di RSUD Sayang Bunda, Makassar, Kamis (14/5/2020) ANTARA/Darwin Fatir.


Selain tim RIB di RSUD Sayang Bunda ini juga ikut sejumlah relawan dokter, perawat, mahasiswa, kader partai dan pengurus HIPMI turut bergabung untuk membantu penanganan COVID-19.

Sebelumnya, RIB Lawan COVID-19 mengelar rapid test massal dengan menempatkan lokasi tes di RSUD Sayang Bunda Jalan Hertasning, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Rapid test massal ini sasarannya di daerah-daerah yang masuk dalam zona merah di Indonesia salah satunya Makassar, dan rapid tes ini gratis, " ujar tim RIB Andre Arief Bulu di rumah sakit setempat, Rabu.

Kegiatan tersebut juga dipantau langsung secara virtual oleh Ketua Umum Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19, Sandiaga Uno melalui layar kaca saat pelaksanaan tes cepat COVID-19.

Pelaksanaan rapid test tersebut berlangsung selama tiga hari yakni 13-15 Mei 2020. Ada 10 loket pelayanan medis dibuka, dan tim terdiri dari 40 relawan dokter dan 20 relawan perawat.

Dan telah disediakan 750 alat rapid test dengan kapasitas pelayanan 250 orang per hari. Untuk peserta diperuntukkan untuk tenaga kesehatan, pengemudi ambulans, Satpol PP, petugas pemadam kebakaran, cleaning service RS serta masyarakat umum.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024