Timika (ANTARA) - Manajemen PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Regional VIII Papua-Maluku menyebut stok bahan bakar minyak (BBM) dari berbagai jenis di wilayah itu kini penuh atau membludak diakibatkan oleh adanya kebijakan pembatasan waktu beroperasi kendaraan bermotor selama masa pandemi COVID-19.

"Jujur saja sekarang ini dengan adanya kebijakan pembatasan jam operasional warga dan kendaraan bermotor di jalan raya, kami punya tanki-tanki Pertamina pada penuh karena minyak tidak bisa disalurkan ke SPBU," kata Edi Mangun selaku Unit Manajer Hubungan Komunikasi dan CSR MOR VIII Pertamina Papua-Maluku saat dihubungi dari Timika, Kamis.

Edi mengatakan selama masa pandemi COVID-19 penyaluran BBM ke seluruh SPBU di wilayah Papua dan Maluku tidak mengalami hambatan, cuma penyerapan BBM untuk kendaraan bermotor dan lainnya sangat menurun.

Sebagai contoh, katanya, satu SPBU yang biasanya menerima alokasi BBM jenis premium sebanyak 5.000 liter per hari, kini tidak bisa menjual habis lantaran kendaraan yang mengisi BBM tidak sebanyak hari-hari biasanya sebelum masa pandemi COVID-19.

"Masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan BBM, stok kita penuh dimana-mana karena kami tidak bisa menambah distribusi ke SPBU lantaran konsumsi BBM sekarang ini sangat jauh menurun. Tidak ada perubahan waktu distribusi, jumlah yang kami distribusikan ke SPBU juga tetap," jelas Edi.

Menurut dia, ketahanan stok BBM dari berbagai jenis di Papua-Maluku saat ini ada yang lebih dari satu bulan, bahkan sampai 54 hari untuk BBM jenis avtur.

Dalam kondisi biasa sebelum wabah pandemi COVID-19, ketahanan stok BBM di Papua-Maluku biasanya sekitar 20 hari.

"Penjualan avtur kita sekarang ini menurun drastis sekitar 70 persen karena adanya pembatasan penerbangan penumpang. Kalau di Bandara Timika dan Bandara Sentani Jayapura memang masih terserap mengingat setiap hari masih ada penerbangan kargo barang ke wilayah pegunungan. Tapi untuk daerah lain sama sekali tidak terserap karena tidak ada penerbangan yang jalan," jelas Edi.

Kondisi penyaluran BBM di wilayah Papua dan Maluku, katanya, kini berbanding terbalik dengan kondisi penyaluran bahan kebutuhan pokok.

Saat ini, katanya, bahan kebutuhan pokok yang disalurkan ke pasar langsung diborong habis oleh konsumen.
 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024