Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua menyebutkan ada 46 kampung di wilayah itu bebas dari perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie dalam siaran pers di Jayapura, Selasa mengatakan saat ini masih ada 93 kampung dalam tahap sosialisasi dan deklarasi stop BABS.
"Kami menargetkan untuk setiap tahun harus terus berkurang dari perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)," katanya saat peluncuran percepatan penanganan malaria dan stop BABS.
Menurut Khairul, peluncuran percepatan penanganan malaria dan stop BABS sebagai bentuk perhatian serius dari pemerintah.
"Sehingga telah diluncurkan 300 kader gerakan siaga malaria (Siamal) yang sekaligus juga kader stop BABS yang nantinya menyebar di semua kampung yang ada di Kabupaten Jayapura," ujarnya.
Dia menjelaskan para kader akan membantu parah petugas kesehatan dalam memberantas Malaria dan BABS sehingga diharapkan pada 2030 Indonesia juga Kabupaten Jayapura bebas dari perilaku buang air besar sembarang juga penyakit malaria.
Dia menambahkan perlu diketahui bahwa dampak dari BABS dapat menyebabkan berbagai macam penyakit karena infeksi dan hal tersebut terjadi salah satunya dengan adanya kontaminasi kotoran terhadap makanan.
"Kontaminasi bisa terjadi melalui lalat yang sebelumnya hinggap di kotoran (Buang air besar) kemudian menempel di makanan, dan makanan tersebut yang dimakan," katanya lagi.
Peluncuran percepatan penanganan malaria dan stop BABS bersamaan dengan peluncurun 300 kader gerakan siaga malaria (Siamal) yang sekaligus kader stop BABS di Kabupaten Jayapura berlangsung di Lapangan Upacara Kantor Bupati Jayapura, Senin (3/10).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie dalam siaran pers di Jayapura, Selasa mengatakan saat ini masih ada 93 kampung dalam tahap sosialisasi dan deklarasi stop BABS.
"Kami menargetkan untuk setiap tahun harus terus berkurang dari perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)," katanya saat peluncuran percepatan penanganan malaria dan stop BABS.
Menurut Khairul, peluncuran percepatan penanganan malaria dan stop BABS sebagai bentuk perhatian serius dari pemerintah.
"Sehingga telah diluncurkan 300 kader gerakan siaga malaria (Siamal) yang sekaligus juga kader stop BABS yang nantinya menyebar di semua kampung yang ada di Kabupaten Jayapura," ujarnya.
Dia menjelaskan para kader akan membantu parah petugas kesehatan dalam memberantas Malaria dan BABS sehingga diharapkan pada 2030 Indonesia juga Kabupaten Jayapura bebas dari perilaku buang air besar sembarang juga penyakit malaria.
Dia menambahkan perlu diketahui bahwa dampak dari BABS dapat menyebabkan berbagai macam penyakit karena infeksi dan hal tersebut terjadi salah satunya dengan adanya kontaminasi kotoran terhadap makanan.
"Kontaminasi bisa terjadi melalui lalat yang sebelumnya hinggap di kotoran (Buang air besar) kemudian menempel di makanan, dan makanan tersebut yang dimakan," katanya lagi.
Peluncuran percepatan penanganan malaria dan stop BABS bersamaan dengan peluncurun 300 kader gerakan siaga malaria (Siamal) yang sekaligus kader stop BABS di Kabupaten Jayapura berlangsung di Lapangan Upacara Kantor Bupati Jayapura, Senin (3/10).