Jayapura (Antara Papua) - "Saya pernah menjadi juru parkir, dosen dan PNS," itulah salah satu kutipan percakapan selama empat menit dengan Frederikus Gebze dan Sularso, bupati dan wakil bupati terpilih Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, usai mengikuti geladi bersih di gedung Sasana Krida, Kantor Gubernur Papua, Selasa (16/2) malam.
Pada momentum itu, pria kelahiran 25 November 1971 itu tak lupa menyampaikan terima kasih kepada masyarakat khususnya di Kabupaten Merauke dan Papua pada umumnya, sebagai pembuka percakapan, karena telah mempercayakan menjadi orang nomor satu di daerah itu.
"Ini merupakan penghormatan, kami berdua menjadi bupati dan wakil bupati, karena kasih karunia Allah dan karena kepercayaan masyarakat Merauke, mereka memilih kami karena ingin melihat sebuah perubahan dan perubahan itu perlu dilakukan," kata ayahanda dari Jhenata Gebze.
Dengan mengusung visi misi, mengoptimalkan dan mengembangkan potensi SDA yang dikelola oleh SDM yang optimal sebagai bagian titik awal dari mendorong sektor pertanian dalam arti luas yang dikembangkan secara strategis.
Alumnus S2 dari Universitas Hasanudin itu katakan kawasan tapal batas NKRI yang menjadi wajah terdepan diujung timur Indonesia itu, akan dikembangkan dalam empat pilar kebijakan pembangunan di Kabupaten Merauke selama kepemimpinannya dalam periode 2016-2021.
Alumni SD Xaverius Merauke, SMP Negeri I dan SMA Gabungan Kota Jayapura itu mengemukakan bahwa sebagai mantan birokrat yang didampingi oleh wakil bupati yang punya pengalaman di dunia politik, dia meyakini bisa membawa perubahan bagi masyarakat yang tinggal di bumi Anim Ha.
"Menjadi pemimpin bukanlah sebuah arogansi dan kesombongan karena intelektual yang ditunjukkan sehingga kemampuannya dapat mengelabui rakyatnya tetapi menjadi pemimpin itu datang dari dalam hati dengan ketenangan dan kelemah lembutan dan kesederhanaannya, bagaimana menyentuh masyarakat di tanah Papua khususnya di Kabupaten Merauke yang mendiami di Bumi Anim Ha, bisa sejahterah, itu yang akan kami lakukan," kata suami dari Rini Dewa Rusi Nebore itu.
"Bagaimana caranya ? Adalah pendekatan terhadap semua masyarakat, pemangku kepentingan, gandeng TNI dan Polri serta bermitra denga siapa pun untuk membangun Merauke menjadi tempat yang benar-benar menjadi tapal batas NKRI," tambah Frederikus Gebze, SE, M.Si. (*)