Timika (Antara Papua) - Pejabat Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, mengatakan panen pedet (anak sapi) dari program upaya khusus sapi induk wajib bunting (Upsus Siwab) 2017 akan dimulai pada 2018.
"Panen pedet tersebut didukung oleh tingkat keberhasilan program Upsus Siwab di wilayah itu yang ditargetkan pada akhir November 2017 mencapai 75 persen," ujar Kepala Disnak Kabupaten Mimika Yosefina Sampelino di Timika, Jumat.
Ia mengatakan Pemkab Mimika melalui program Upsus Siwab diberi target oleh Kementerian Pertanian sebanyak 150 akseptor. Hingga Oktober 2017, sapi betina di wilayah itu yang telah diberikan inseminasi buatan sebanyak lebih dari 75 ekor.
Dari 75 ekor induk yang diberikan inseminasi buatan (IB) dengan cara kawin suntik sudah 15 ekor yang beranak.
"Kita masih menunggu induk-induk lain yang telah di-IB dan inseminasi terus dilakukan petugas kami dan berharap tingkat keberhasilan lebih dari 75 persen sampai akhir tahun bila perlu capai 100 persen," kata Yosefina.
Menurut Yosefina, sejak Januari 2017 pihaknya telah berupaya untuk menggenjot keberhasilan program Upsus Siwab di wilayah itu dengan melakukan identifikasi sebanyak 200 ekor sapi betina dan sekaligus merawat reproduksi sebelum IB.
Disnak juga telah mendatangkan sebanyak 400 semen (sperma beku) dari berbagai jenis sapi seperti jenis sapi Angus, Limosin, Simental, Bali Super, Ongelo dan sapi Madura yang cocok dengan sapi yang ada di wilayah Mimika untuk mendukung program Upsus Siwab.
Sapi program LPMAK
Sejak beberapa tahun belakangan ini, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) melaksanakan program peternakan sapi untuk warga suku Amungme di distrik Agimuga yang populasinya mencapai lebih dari satu dan ekor.
Sayangnya program Upsus Siwab yang dijalankan Disnak Mimika belum menyentuh induk sapi di Agimuga yang juga dapat membantu peningkatan populasi sapi di Mimika.
Yosefina mengakui jika program Upsus Siwab yang dilaksanakan tersebut juga sebenarnya menargetkan semua induk sapi di wilayah itu termasuk yang ada di distrik Agimuga namun karena LPMAK memiliki program sendiri maka Upsus Siwab tidak dapat dilaksanakan tanpa persetujuan pihak LPMAK.
"Seandainya mereka (LPMAK) datang ke kami untuk meminta penerapan program ini ke induk sapi yang ada di Agimuga maka tentu kami akan laksanakan. Hanya saja belum ada permintaan," ujarnya.
Selain itu menurut Yosefina, program tersebut dapat dilaksanakan langsung oleh Disnak Mimika namun ditakutkan nantinya dinilai mengambil alih program LPMAK yang selama ini telah berjalan. Untuk itu perlu adanya koordinasi antara dua pihak untuk penerapan program Upsus Siwab terhadap sapi milik LPMAK di Agimuga. (*)
Berita Terkait
BPBD Jayapura imbau warga bersinergi untuk siaga bencana
Jumat, 26 April 2024 18:43
Pemkot Jayapura: Festival Port Numbay ajang promosi pariwisata budaya lokal
Jumat, 26 April 2024 18:27
LLDIKTI XIV pastikan kampus di Tanah Papua bebas perundungan dan perundungan
Jumat, 26 April 2024 18:26
Bawaslu Papua alokasikan Rp51 miliar untuk pengawasan tahapa1
Jumat, 26 April 2024 17:17
Peran TP PKK sangat vital motor penggerak di Jayapura
Jumat, 26 April 2024 17:15
Pemprov Papua Tengah atasi putusnya jalan trans di Paniai
Jumat, 26 April 2024 16:55
Pemerintahan kampung harap Pemkot Jayapura bangun kubus beton di Holtekamp
Jumat, 26 April 2024 15:17
DP3AKB Kota Jayapura sebut kasus KDRT turun setiap tahun
Jumat, 26 April 2024 15:13