Wamena (Antaranews Papua) - Pengelola Taman Nasional Lorentz di Papua mengkhawatirkan kepunahan hewan langka Ekidna moncong panjang barat (Zaglossus bruijni), karena aksi perburuan tradisional.
Kepala Balai Taman Nasional Lorentz Acha Anis Sokoy, di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan Zaglossus Bruijnii merupakan satu dari sejumlah spesies endemik Papua yang paling terancam kepunahannya akibat perburuan oleh manusia maupun pemangsa lainnya.
"Itu jenis yang paling terancam sehingga sangat dilindungi karena dia bergerak lambat, kalau dikejar mangsa misalnya buaya atau orang, dia lari perlahan sekali. Hewan ini tidak punya gigi, dia hanya makan rayap dan lumut," katanya.
Acha mengatakan hewan yang mirip tikus ini memiliki keunikan paling tinggi diantara spesies lain yang pernah didata.
Hewan yang hanya hidup di atas ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut ini hanya bisa beranak sekali dalam dua tahun.
"Dalam Biologi Zaglossus Bruijnii disebut ovoivipar, sebab dia bertelur, beranak di dalam perut lalu dia lahirkan. Setelah dilahirkan, kemudian anaknya masuk ke dalam kantong lagi (mirip kanguru)," katanya.
Acha juga mengatakan belum ada data lengkap tentang berapa jumlah Zaglossus Bruijnii yang masih hidup, khususnya di Taman Nasional Lorentz namun di beberapa titik masih ditemui.
"Ada beberapa `spot` ditemukan. Cuma menyebar merata atau hanya menyebar di posisi itu saja, dan menurut laporan yang kami terima, masyarakat sering mengkonsumsi, jadi bayangkan dampaknya kalau beranak dua tahun sekali, dan paling cuma satu, bergerak lambat lalu dikonsumsi lagi," katanya.
Ia memastikan hewan itu sulit dipelihara dan sulit ditemui, dan tidak terdapat di dataran rendah bagian selatan dan pantai utara.
Habitatnya padang rumput alpin dan hutan yang lembab, dan hewan ini merupakan satu-satunya spesies mammalia yang diketahui bertelur. (*)
Berita Terkait
Prajurit Satgas Yonif 721/Mks pererat hubungan masyarakat Papua
Sabtu, 27 April 2024 0:02
BPBD Jayapura imbau warga bersinergi untuk siaga bencana
Jumat, 26 April 2024 18:43
Pemkot Jayapura: Festival Port Numbay ajang promosi pariwisata budaya lokal
Jumat, 26 April 2024 18:27
LLDIKTI XIV pastikan kampus di Tanah Papua bebas perundungan dan perundungan
Jumat, 26 April 2024 18:26
Bawaslu Papua alokasikan Rp51 miliar untuk pengawasan tahapa1
Jumat, 26 April 2024 17:17
Peran TP PKK sangat vital motor penggerak di Jayapura
Jumat, 26 April 2024 17:15
Pemprov Papua Tengah atasi putusnya jalan trans di Paniai
Jumat, 26 April 2024 16:55
Pemerintahan kampung harap Pemkot Jayapura bangun kubus beton di Holtekamp
Jumat, 26 April 2024 15:17