Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan keberhasilan proses evakuasi 238 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, merupakan bukti kemampuan Indonesia.
"Proses kedatangan WNI ke Natuna adalah sebuah bukti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mampu menjalankan amanat konstitusi UUD 1945 guna memastikan keamanan dan keselamatan bagi tiap-tiap warga negaranya. Pun, hal itu dijalankan pula berdasarkan kepatuhan pada standar yang telah ditetapkan oleh dunia," jelas Menko PMK di Jakarta, Minggu.
Muhadjir menyampaikan hal tersebut saat meninjau langsung kesiapan lokasi evakuasi di Natuna bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK Agus Suprapto.
Ia mengatakan Pulau Natuna, Kepulauan Riau, dipilih sebagai lokasi evakuasi dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan, mulai dari ketersediaan kamar tidur beserta fasilitas pendukung seperti air conditioner (AC), televisi, hingga alat perlengkapan mandi pribadi.
"Ini adalah salah satu tenda di Hanggar Lanud Raden Sadjad Natuna, Kepulauan Riau, yang nanti akan dijadikan tempat untuk menampung, mengevakuasi WNI saudara-saudara kita dari Wuhan, Cina. Saya sudah coba, ini (tempat tidurnya) lumayan empuk, nyaman, kemudian disediakan AC juga supaya mereka tidak kepanasan dan mereka juga bisa menonton TV," terang Menko PMK saat meninjau persiapan lokasi.
Berdasarkan keterangan BNPB, proses evakuasi telah dilakukan sejak Sabtu (1/2) dengan menerbangkan pesawat komersil berbadan lebar untuk menjemput 245 WNI terkait virus Corona.
Pesawat jenis Airbus A330-300 dengan kapasitas kurang lebih 400 orang itu juga membawa tim khusus dari pihak maskapai, tim kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan tim lain dari leading sector kementerian atau lembaga terkait.
Pesawat tersebut diberangkatkan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Internasional Tianhe Wuhan, Tiongkok.
Muhadjir menegaskan bahwa WNI yang dievakuasi adalah mahasiswa yang dalam kondisi sehat. Oleh karena itu, masyarakat baik yang berada di Natuna maupun seluruh Indonesia, tidak perlu khawatir terhadap kemungkinan terpapar virus corona jenis baru atau Novel Coronavirus (2019-nCOV).
Perlu saya sampaikan sekali lagi bahwa yang akan datang untuk dievakuasi ini dalam keadaan sehat wal'afiat. Kalau mereka yang tidak sehat atau yang sedang tidak sehat atau yang kurang sehat tidak boleh dievakuasi. Ia harus menjalani perawatan, pengobatan sampai sembuh baru nanti boleh dievakuasi, lanjutnya.
Selain itu, observasi yang akan dilakukan setelah proses evakuasi juga, katanya bukan merupakan sebuah karantina.
"Observe ini juga bukan karantina. Ini bukan tempat untuk mengasingkan, tapi untuk menjalani observasi selama dua minggu. Itu pun juga sesuai standar WHO," tambah Muhadjir.
Berita Terkait
Dubes Andriana: Tak ada WNI jadi korban kerusuhan di PNG
Jumat, 12 Januari 2024 19:28
Konjen RI Vanimo: Otoritas PNG bebaskan empat WNI
Selasa, 3 Januari 2023 19:50
Kepala BPKLN Papua Suzana: Empat WNI ditangkap otoritas PNG
Jumat, 30 Desember 2022 2:37
WNI ikuti Upacara Peringatan HUT Ke-77 RI di Konsulat RI Vanimo
Rabu, 17 Agustus 2022 17:20
Suporter WNI dikerahkan untuk laga timnas Indonesia vs Vietnam
Jumat, 6 Mei 2022 3:24
Kemenlu:Ketakpastian koridor kemanusiaan hambat evakuasi WNI di Ukraina
Jumat, 18 Maret 2022 3:37
KBRI Tokyo: Tidak ada WNI korban gempa di Jepang
Kamis, 17 Maret 2022 13:54
80 WNI yang dievakuasi dari Ukraina tiba di Tanah Air
Jumat, 4 Maret 2022 3:58