Jakarta (ANTARA) - Kapal perang angkatan laut (AL) Inggris HMS Richmond mengunjungi Indonesia pada 8-10 Oktober 2021 untuk bertemu dengan TNI Angkatan Laut.
Pertemuan antara angkatan laut Indonesia dan Inggris itu dilakukan dengan tetap menjaga pembatasan jarak sesuai protokol kesehatan, baik di laut maupun di darat, di tengah wabah COVID-19, menurut keterangan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Jumat.
Kegiatan kapal AL Inggris serta TNI AL termasuk tur kapal secara virtual, latihan bersama, membawakan tari Poco-Poco dan Maumere, serta sesi memasak nasi goreng, yang mencerminkan hubungan hangat antara angkatan laut kedua negara.
Selain itu, ada tradisi lintas kapal di laut antara HMS Richmond dan Kapal TNI AL KRI Bung Tomo.
HMS Richmond adalah salah satu kapal yang merupakan bagian dari Carrier Strike Group (CSG) Inggris yang sedang berkunjung ke wilayah Indo-Pasifik.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan kedatangan HMS Richmond ke Indonesia adalah simbol betapa Inggris memandang penting kemitraaan pertahanan dan keamanannya dengan Indonesia.
Menurut Dubes Jenkins, Inggris dan Indonesia bersama-sama bisa mendukung perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik melalui penegakan sistem internasional berbasis aturan, yakni aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dipertahankan oleh semua negara.
"Inggris memiliki peran sentral untuk dimainkan di panggung dunia sebagai negara demokratik terdepan, mitra yang energik, serta dapat diandalkan dalam meningkatkan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. Kami bekerja keras untuk memperdalam hubungan kami dengan Indonesia dan dengan semua negara anggota ASEAN," ujar Jenkins.
Jenkins juga mengatakan bahwa Inggris ingin melihat sebuah kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, aman, dan stabil, sehingga memungkinkan kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi secara regional dan global.
CSG Inggris merupakan sebuah formasi yang terdiri dari sembilan kapal, 32 pesawat (jet dan helikopter), dan 3.700 personel yang dipimpin oleh Kapal Induk HMS Queen Elizabeth.
CSG adalah formasi terbesar dari jenisnya yang telah meninggalkan Inggris selama lebih dari 25 tahun.
Dengan desain yang dirancang untuk misi internasional dan dapat dipertukarkan, CSG disebutkan sangat fleksibel karena bisa diterjunkan untuk mengatasi ancaman dari dalam dan luar negeri hingga untuk bantuan kemanusiaan dan bencana, seperti kapal-kapal Inggris yang pernah dikirimkan untuk membantu penanganan bencana Tsunami pada 2004.
CSG Inggris telah berinteraksi dengan lebih dari 40 negara selama penempatannya di Mediterania, Timur Tengah, dan Indo-Pasifik yang memperlihatkan visi global Inggris "Global Britain" (Inggris yang mendunia).
Inggris memanfaatkan penempatan CSG untuk menunjukkan solidaritas dengan para sekutu dan mitra-mitra globalnya, memperkuat persahabatan, serta menjalin hubungan yang baru.
Kunjungan CSG itu juga mewakili fokus Inggris di kawasan Indo-Pasifik dengan memberikan perhatian lebih, sumber daya, dan kapasitas demi meningkatkan hubungan Inggris di kawasan itu, kata Kedubes Inggris.