Jakarta (ANTARA) - Gelaran Pacific Exposition kedua yang diselenggarakan pada 27-30 Oktober 2021 telah menghasilkan sejumlah potensi dan komitmen transaksi bisnis sebesar 104 juta dolar AS (Rp1,48 triliun) melalui kegiatan interaksi bisnis dan business matching.
Dalam konferensi pers yang dipantau dari Jakarta, Sabtu, Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya mengatakan bahwa angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 48 persen dibandingkan dengan penyelenggaraan Pacific Exposition pada 2019.
Angka transaksi yang tercatat pada Pacific Exposition pertama itu mencapai 70,3 juta dolar AS.
“Ini peningkatan yang sangat membanggakan karena (acara) ini digelar secara virtual,” kata Dubes Tantowi.
Dia menambahkan bahwa potensi transaksi dan komitmen bisnis dalam kegiatan itu terutama berasal dari Australia, Indonesia, Selandia Baru, dan Kaledonia Baru.
“Terdapat 312 peserta yang turut mengikuti pameran perdagangan dan mereka mewakili pemerintah dari negara-negara dan teritori di Pasifik, juga sektor swasta, badan-badan usaha milik negara, dan usaha kecil dan menengah di kawasan,” kata Tantowi.
Dalam acara tersebut, Indonesia diwakili oleh lembaga-lembaga terkait, termasuk Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dan enam provinsi Indonesia di bagian timur.
Keenam provinsi tersebut adalah Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.
Dalam gelaran virtual itu ada 16 jenis usaha yang ditampilkan dalam pameran perdagangan selama empat hari, termasuk produk pertanian, hiburan, makanan dan minuman, furnitur dan perangkat rumah tangga, kesehatan dan kecantikan, dan perdagangan.
Selain pameran perdagangan, Pacific Exposition 2021 juga mencakup lima forum yakni Wicara Pasifik, Forum Perdagangan, Investasi dan Ekonomi Kreatif, Forum Pariwisata, Forum Kesehatan, dan Forum Perikanan yang dihadiri oleh 3.300 pengunjung.
Dari hasil berbagai diskusi dalam forum tersebut, gelaran Pacific Exposition kedua ini diyakini dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan menjawab tantangan pascapandemi COVID-19 melalui peningkatan solidaritas dan kerja sama regional.
Usaha bersama juga perlu dilakukan untuk memastikan keberlanjutan dan ketahanan ekonomi negara-negara Pasifik.
Pemerintah Indonesia berencana untuk menggelar Pacific Exposition ketiga pada 2023 mendatang.