Auckland (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI mengatakan pelaksanaan "Business Matching" dalam Pacific Exposition 2019 di Auckland, Selandia Baru, telah berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar 70,03 juta dolar AS untuk permintaan sejumlah produk Indonesia agar dapat diekspor ke kawasan Pasifik.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda, di Auckland, Minggu, mengatakan transaksi potensial yang dicatat per 14 Juli 2019 yakni senilai 70,03 juta dolar AS, di mana nilai ini terdiri dari industri strategis senilai 6,9 juta dolar AS untuk produk bahan peledak dari PT Dahana dan produk pencetakan alat transaksi pembayaran dari Perum Peruri.
"Selain itu, dari BUMN lainnya seperti Hotel Indonesia Natour, Sarinah, ITDC, PTPN 3 senilai 50,2 juta dolar AS untuk produk hospitality, kopi, teh, MICE industry dan kerajinan ," katanya.
Menurut Arlinda, total 70,03 juta dolar AS terdiri atas produk tourism hospitality, frozen tuna mixed, fresh tuna loin, copra meal, cengkeh, pala, seaweed, rattan made product, handicraft product, MICE industry, kopi, teh, ban mobil, bahan peledak, kain tenun NTT dan pencetakan alat transaksi pembayaran.
"Dengan mempertemukan para pelaku bisnis dari kawasan Pasifik dalam kegiatan Business Matching ini diharapkan dapat meningkatkan kehadiran dan peran Indonesia sebagai bagian dari wilayah Pasifik, mendorong pasar Pasifik yang terintegrasi, serta memperkenalkan potensi negara-negara di kawasan Pasifik," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya mengapresiasi pihak-pihak yang telah berkontribusi atas pencapaian kegiatan itu untuk mendorong perdagangan di antara negara-negara kawasan Pasifik, di mana selama pelaksanaan Pacific Exposition tersebut, dirinya bersama Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga serta Konsul Jenderal Sydney juga menyaksikan penandatanganan 11 nota kerja sama antara perusahaan Indonesia dengan pelaku usaha dari Pasifik.
Peserta Business Matching terdiri dari 32 perusahaan Indonesia serta perusahaan dari negara-negara Pasifik yang mencari mitra dagang dari Indonesia, di mana di antaranya bergerak di sektor kopi, fesyen dan tekstil, jasa tenaga kerja terampil, furnitur, produk kecantikan, makanan dan minuman, agrikultur, niaga elektronik, pariwisata, industri strategis, batu bara, pariwisata dan perhotelan, ban mobil dan otomotif, energi, pertambangan, pupuk serta jasa keuangan.
The 1st Pasific Exposition 2019 dibuka pada 12 Juli 2019 oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, serta Perdana Menteri dan Menteri dari Negara Pasifik. Ajang yang berlangsung hingga 14 Juli 2019 ini menampilkan berbagai produk, jasa, industri pariwisata, serta peluang investasi di negara Pasifik. Pameran yang diadakan di Skycity Convention Center Auckland ini, menampilkan stand-stand yang diisi perwakilan dari 20 negara Pasifik.
Pameran ini pun diikuti perwakilan dari Kementerian Pariwisata, Kementerian BUMN. Raung pameran Indonesia menampilkan produk-produk unggulan Indonesia Timur yang diwakili lima provinsi yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Berita Terkait
BPS: Impor non migas Papua senilai 507,54 juta dolar AS pada 2023
Senin, 15 Januari 2024 19:57
BPS sebut impor Papua tercatat senilai 52,73 juta dolar AS pada Juni 2022
Jumat, 15 Juli 2022 19:32
Impor Papua tercatat senilai 27,79 juta dolar AS pada Mei 2022
Rabu, 15 Juni 2022 21:56
Impor Papua tercatat senilai 33,22 juta dolar AS pada April 2022
Selasa, 17 Mei 2022 21:24
BPS:Impor Papua tercatat senilai 46,71 juta dolar AS pada Maret 2022
Selasa, 19 April 2022 2:25
Impor Papua tercatat senilai 26,38 juta dolar AS di Februari 2022
Rabu, 16 Maret 2022 3:42
Impor Papua tercatat 33,01 juta dolar AS pada Januari 2022
Jumat, 18 Februari 2022 14:48
Impor Papua senilai 50,62 juta dolar AS di Desember 2021
Selasa, 18 Januari 2022 14:40