Jayapura (ANTARA) - Pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengurangi jumlah masyarakat miskin. Dicky Djatnika Ustama (2009) pada tulisan : PERANAN PENDIDIKAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan investasi dan kesempatan untuk berkompetisi guna mendapat kesempatan memperoleh penghidupan yang lebih baik dan turut terlibat dalam proses pembangunan.
Oleh karena itu negara senantiasa hadir membuka kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan seluas dan setinggi-tingginya.
Kehadiran negara dalam penyediaan kesempatan pendidikan tersebut diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2022 yang mengamanatkan Perguruan Tinggi Kementerian Lembaga (PTKL) untuk menyelenggarakan Pendidikan Kedinasan dan Pendidikan Tinggi Non Kedinasan.
Politeknik Penerbangan dan Akademi Penerbang merupakan PTKL yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dan profesi yang mendukung tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan dalam penyediaan layanan transportasi yang aman, selamat dan juga nyaman.
Terdapat enam politeknik penerbangan dan satu akademi penerbang di bawah Kementerian Perhubungan. Tersebar dari paling barat di Kota Medan, Sumatera Utara sampai dengan paling timur di Kota Jayapura, Papua.
Politeknik Penerbangan Jayapura sebagai PTKL Kementerian Perhubungan merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan SDM Perhubungan dan secara teknis dibina oleh Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara.
Berkedudukan di Kota Jayapura tepatnya di Kelurahan Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara. Politeknik Penerbangan Jayapura hadir di Papua sebagai PTKL yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang transportasi, memiliki 3 program studi yaitu :
1. Program Studi Teknik Listrik Bandara Program Diploma Tiga;
2. Program Studi Manajemen Bandar Udara Program Diploma Tiga, dan
3. Program Studi Manajemen Lalu Lintas Udara Program Diploma Tiga.
Ijin ketiga program studi tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi pada 2019 dan pada 2022 memperoleh peringkat akreditasi "Baik" dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
Peringkat tersebut diperoleh pada saat Politeknik Penerbangan Jayapura belum memiliki lulusan. Seiring dengan peningkatan mutu pendidikan yang telah dilakukan baik dari dan dalam rencana program kerja tahun 2026 akan melakukan Reakreditasi untuk meraih predikat Unggul.
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang SDM di bidang transportasi menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan sebagai upaya dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja di bidang transportasi.
Oleh karena itu Politeknik Penerbangan Jayapura juga diperlengkapi dengan approval penyelenggaraan pelatihan bidang transportasi yang mendukung pemenuhan keterampilan mahasiswa maupun peserta pelatihan.
Terdapat sembilan approval yang menjadi ijin penyelenggaraan 85 jenis pelatihan teknis di bidang penerbangan.
Approval pelatihan tersebut memperlengkapi Politeknik Penerbangan Jayapura dalam menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri sektor transportasi dan sektor lainnya.
Selain standar nasional, di bawah pembinaan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara (PPSDMPU), Politeknik Penerbangan Jayapura bersama dengan Politeknik dan Akademi Penerbangan lainnya di lingkungan PPSDMPU mengacu pada standar internasional yaitu Standar International Civil Aviation Organization (ICAO) TRAINAIR PLUS dan Standar International Air Transport Association (IATA).
PTKL Kementerian Perhubungan hadir di Papua bersinergi dengan pemerintah daerah untuk membuka kesempatan bagi putra-putri Papua mengenyam pendidikan tinggi yang berstandar nasional dan diakui juga di tingkat internasional. Sinergi yang telah terlaksana dengan Pemerintah Kabupaten Fakfak, Pemerintah Kabupaten Merauke, Pemerintah Kabupaten Timika dan pemkab lainnya di Papua.
Kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri
Melalui Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Kurikulum Politeknik Penerbangan rutin dilakukan pembaharuan.
Pembaharuan ini dilaksanakan seiring dengan tuntutan perkembangan industri penerbangan dan melibatkan stake holder baik itu regulator penerbangan yaitu direktorat teknis terkait di Kementerian Perhubungan serta Industri terkait calon pengguna lulusan seperti Angkasa Pura Indonesia, Perum LPPNPI maupun perusahaan lainnya.
Pembaharuan ini juga merupakan implementasi dari Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Penjaminan Mutu Tersebut bertujuan untuk memperkuat sistem pendidikan tinggi agar lebih responsif terhadap tuntutan kebutuhan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lulusan dan serapan industri
Politeknik Penerbangan Jayapura sampai dengan 2024 sudah meluluskan 179 Mahasiswa dari tiga program studi. Lulusan tersebut berasal dari program penerimaan reguler dan pola pembibitan.
Berdasarkan data Tracer Study diperoleh persentase alumni yang sudah bekerja sebesar 92,73 persen atau 166 orang yang bekerja di berbagai instansi pemerintah seperti Unit Penyelenggara Bandar Udara dan Instansi BUMN dan Swasta Nasional dan Internasional sebagaimana yang dirinci pada Infografis Lulusan Politeknik Penerbangan Jayapura.
Jumlah serapan lulusan yang di atas 90 persen tersebut menjadi fakta bahwa pendidikan vokasi yang diselenggarakan PTKL masih sangat selaras dalam memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja spesifik.
Lulusan Politeknik Penerbangan Jayapura dibekali dengan ijazah dan sertifikat pendamping ijazah seperti :
1. Sertifikat Kompetensi
2. Lisensi Personil dan/atau,
3. Sertifikat LSP (BNSP)
4. Sertifikat Non-Diploma IATA (lulusan MBU angkatan 3)
Sertifikat pendamping ijazah tersebut menjadi dokumen portofolio bukti kecakapan atau keterampilan dan memperkuat daya saing lulusan di pasar tenaga kerja.
Gambar Grafis 1.1 Infografis Lulusan Politeknik Penerbangan Jayapura

Gambar Grafis 1.2. Sebaran Instansi Kerja Lulusan

Melalui Tracer Study diperoleh data terkait masa tunggu lulusan tidak lebih dari satu tahun artinya durasi waktu yang diperlukan lulusan dalam mendapatkan pekerjaan pertamanya tidak lebih dari satu tahun setelah mahasiswa tersebut lulus dari pendidikan.
Sesuai dengan program studi yang diikuti maka mayoritas lulusan Politeknik Penerbangan Jayapura bekerja di bidang penerbangan namun terdapat juga lulusan yang bekerja di luar industri penerbangan seperti diuraikan pada grafik 1.3.
Gambar grafis 1.3. Kesesuaian pendidikan dengan bidang pekerjaan

Pendidikan berbasis pembangunan karakter
Industri penerbangan adalah salah satu industri dengan resiko tinggi di mana banyak nyawa penumpang yang dipertaruhkan.
Penjaminan keselamatan penumpang merupakan salah satu core bisnis industri penerbangan sehingga dibutuhkan SDM penerbangan yang disiplin dan berkarakter prima.
Oleh karena itulah Politeknik Penerbangan Jayapura sebagai PTKL vokasi di bawah BPSDM Perhubungan menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang penerbangan dengan diperlengkapi dengan nilai-nilai pembangunan karakter.
Pembangunan karakter yang disiplin dan prima tersebut ditanamkan dalam kehidupan mahasiswa yang diasramakan sesuai dengan pedoman pengasuhan mahasiswa pada Peraturan Kepala BPSDMP Nomor 48 Tahun 2024.
Lulusan yang kompeten yang memiliki nilai nilai karakter prima dan disiplin terbukti mampu bertahan ketika ditempatkan di bandara-bandara pelosok Indonesia khususnya wilayah timur.
Saat ini jumlah mahasiswa aktif Politeknik Penerbangan Jayapura adalah 166 orang terdiri dari 96 Orang Asli Papua dan 71 Non OAP.
Sebanyak 72 mahasiswa semester enam yang merupakan program pola pembibitan (ikatan dinas) direncanakan akan lulus pada triwulan tiga tahun 2025 dan akan langsung terserap di industri penerbangan khususnya di Unit Pengelola Bandar Udara di seluruh Indonesia.
Di timur matahari terbit demikian juga konsistensi Politeknik Penerbangan Jayapura dalam melahirkan generasi-generasi muda kompeten dan berdedikasi tinggi dalam berkarya di dunia kerja khususnya di bidang transportasi udara.
Penulis: Andi Frianto Peranginangin, Politeknik Penerbangan Jayapura