Wamena (ANTARA) - Kantor Cabang (KC) Perum Bulog Wamena Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, menyebutkan cadangan beras pemerintah sebanyak 1.171 ton dapat bertahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga bulan awal 2026.
Wakil Pimpinan KC Perum Bulog Wamena Bahrul Ulum di Wamena, Selasa, mengatakan cadangan beras pemerintah yang ada saat ini di gudang dapat mencukupi kebutuhan masyarakat di wilayah kerja Papua Pegunungan selama tiga bulan ke depan.
“Kami pastikan tiga bulan ke depan mulai November 2025 hingga Januari 2026 kebutuhan beras di wilayah kerja kami Papua Pegunungan aman,” katanya.
Menurut dia, masyarakat di Papua Pegunungan tidak perlu khawatir kebutuhan beras akan habis di pasaran menjelang Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
“Stok persediaan beras kami di gudang masih dapat bertahan tiga bulan ke depan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan membeli kebutuhan beras dalam jumlah besar karena takut beras habis di pasaran. Belilah secukupnya sesuai kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Dia menjelaskan sebelum tiga bulan dari sekarang, masih ada penambahan cadangan beras pemerintah kurang lebih sebanyak 500 ton.
“Cadangan beras pemerintah yang disalurkan melalui kami Bulog dalam program beras stabilisasi pasokan dan harga pangan atau SPHP yang dijual ke pasaran dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp13.500 per kilogram. Kami sudah ingat ke pengecer supaya jangan tidak menjual beras SPHP di atas HET, harus sesuai dengan standar pemerintah,” katanya.
Dia menambahkan selain beras, ketersediaan gula dan minyak goreng masih dapat bertahan hingga tiga bulan ke depan November 2025 hingga Januari 2026.
“Kami juga menangani pendistribusian gula dan minyak goreng. Gula yang ada saat ini di gudang kurang lebih 42 ton, dan minyak goreng 7.568 liter sehingga masih dapat bertahan melayani kebutuhan masyarakat di Papua Pegunungan menghadapi Hari Raya Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
Dia menyatakan, pihaknya juga mendorong pencegahan lonjakan harga pangan khususnya beras yang memicu kenaikan inflasi di Papua Pegunungan.
“Kami biasanya bekerja sama dengan pemerintah daerah, Bank Indonesia, gereja, Polri dan TNI dalam menyelenggarakan operasi pasar murah yang bertujuan untuk menekan peningkatan inflasi. Kami berharap dengan upaya ini inflasi dapat ditekan sehingga masyarakat dapat hidup sejahtera dengan seluruh kebutuhan pangan dapat terpenuhi,” katanya.

