Jayapura (Antara Papua) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Yunus Wonda mengimbau berbagai komponen masyarakat agar tidak terprovokasi beragam isu menyesatkan yang kian berkembang, yang bisa memunculkan konflik dan perpecahan antarkelompok warga di Bumi Cenderawasih.
"Saya mengimbau agar semua komponen masyarakat bisa menahan diri, menghindar dan menjaga dengan satu komitmen bahwa Papua itu tanah damai. Jangan, sampai muncul kelompok-kelompok yang akhirnya membuat persoalan terhadap sesama anak dan warga Papua," kata Yunus Wonda di Kota Jayapura, Kamis.
Pernyataan ini disampaikan Yunus Wonda yang juga politisi dari Partai Demokrat sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian terkait situasi kekinian di Papua.
"Siapa saja bisa menyampaikan pendapat karena UU memberikan ruang, kami di DPRP siap menerima. Kepada seluruh rakyat Papua agar berhati-hati dalam menyikapi isu kepentingan, rakyat dan orang Papua harus bisa menahan diri, tidak terpancing, jangan sampai orang Papua dengan orang Papua bertikai, jangan peristiwa di Ambon terjadi di sini," katanya.
Menurut dia, tidak elok jika terjadi pertandingan diantara kelompok yang ingin menyuarakan aspirasinya, yang bisa menjadi pemicu konflik, yang harus dilakukan adalah cara penyampaian yang santun dan elegan dengan tidak membakar atribut masing-masing kelompok.
"Karena pembakaran simbol, bisa menjadi akar persoalan. Sekali lagi, kepada siapa pun yang hidup di tanah ini harus bisa menahan diri. Kami dari DPRP selain mengimbau, akan bertemu dengan pemangku kepentingan untuk membahas isu kekinian," katanya.
Mengenai aksi demo yang akan berlangsung pada 31 Mei 2016, dimana kelompok KNPB akan demo dengan menerjukan ribuan anggota dan simpatisannya untuk menyuarakan referendum dan Papua Merdeka, yang ternyata mendapat tanggapan dari kelompok Bara Pembela NKRI dan Masyarakat Papua yang akan berdemo di hari yang sama.
Yunus menganjurkan agar hal itu tidak dilakukan bersama-sama, karena bisa terjadi persoalan diantara dua kelompok massa yang melakukan aksi di waktu yang sama.
"Ada baiknya aksinya dilakukan secara bergantian supaya terhindar dari persoalan. Demo tidak boleh anarkis dan tidak menganggu ketertiban umum. Kami juga minta agar aparat keamanan untuk mengawal aksi itu agar berjalan aman dan lancar," katanya.
Belakangan ini di Kota Jayapura, gaung demo dari kelompok KNPB kian santer. Kelompok sering demo dan berakhir dengan kericuhan itu, akan menyuarakan referendum dan mendukung ULMWP agara masuk dalam MSG berencana gelar demo pada 31 Mei 2016.
Sementara itu, kelompok yang menamakan diri Barisan Rakyat (Bara) Pembela NKRI dan Masyarakat Papua, juga mengancam akan demo di hari yang sama sebagai bentuk dukungan dan kepedulian warga negara terhadap kelompok yang secara terang-terangan melawan Pancasila dan UUD 1945. (*)
Berita Terkait
Freeport ajak Jurnalis Jayapura berkolaborasi bangun Papua
Sabtu, 11 Mei 2024 9:19
KKP:Fasilitas perikanan di Kalamo Biak tingkatkan kesejahteraan nelayan
Sabtu, 11 Mei 2024 0:37
Pemkot Jayapura latih pelaku UMKM OAP agar lebih terampil
Sabtu, 11 Mei 2024 0:33
Pemkab Supiori salurkan 30 persen dana Otsus Papua kepada 18 OPD
Jumat, 10 Mei 2024 18:38
PLBN Skouw: Pasar tiga kali naikan ekonomi warga di perbatasan RI-PNG
Jumat, 10 Mei 2024 18:36
Pemprov Papua Tengah beri materi kebangsaan 300 pelajar di Nabire
Jumat, 10 Mei 2024 17:56
Pemkab Biak tingkatkan kompetensi numerasi 216 guru metode Gasing
Jumat, 10 Mei 2024 17:20
Loka POM Mimika hentikan sementara produksi air minum Dwi Koala Kencana
Jumat, 10 Mei 2024 16:58