Jayapura (Antara Papua) - Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Papua drg Aloysius Giyai mengatakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprogramkan pemasangan "telemedicine" di Papua pada 2018.
"Mulai 2018 di Provinsi Papua, Bappenas akan melakukan pemasangan aplikasi `telemedicine` di rumah sakit dan puskesmas yang ada di provinsi ini," kata Aloysius di Jayapura, Senin.
"Telemedicine" adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh.
Aplikasi "telemedicine" menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan, memakai peralatan video "conference".
Aloysius menjelaskan, pemasangan pertama akan dipusatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura kemudian pemasangan jaringan ke lima wilayah semisal ke RSUD Biak Numfor, RSUD Timika, RSUD Waema, RSUD Nabire dan RSUD Merauke.
"Setelah itu ada jejaringnya, di situ kan jaringannya ke rumah sakit, dari rumah sakit jejaringnya ke beberapa puskesmas di daerah itu, dan itu tidak mungkin satu kali, mungkin pertama dimulai dengan tiga puskesmas atau empat puskesmas dulu, mungkin lima tahun kedepan lagi program ini sudah menyeluruh di semua puskesmas yang ada," ujarnya.
Menurut dia, aplikasi "telemedicine" itu berguna untuk rujukkan konsultasi tindakan medis pelayanan kesehatan bahkan promosi-promosi pelayanan kesehatan.
"Jadi kita tahu bahwa di daerah-daerah di Papua ini kan profesi tenaga kesehatan ini terbatas maka hanya lewat aplikasi `telemedicine` bisa ada konsultasi," ujarnya.
Dengan demikian, jika mencuat kasus medis yang tidak perlu dirujuk maka bisa diselesaikan di puskesmas atau di rumah sakit setempat oleh dokter spesialis bidang tertentu.
Selain itu, jika ada daerah-daerah tertentu yang tidak mempunyai tempat pemeriksaan penyakit/laboratorium maka hanya lewat komunikasi melalui telemedicine ke laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) atau dokter patologi klinik maka sudah bisa dilakukann diagnosanya.
"Atau mungkin radiologi, cukup dengan `telemedicine` dari daerah-daerah ke Jayapura atau ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya atau ke titik-titik sentral yang sudah ditentukan," ujarnya.
Dengan demikian, kata dia, sebagian daerah yang akses pelayanannya rendah akan diperbaiki.
"Saya sudah presentasikan permasalahan-permasalahan kesehatan di Papua dengan data yang akurat didepan Bappenas dan mereka sangat apresiasi sekali dan tahun 2018 mereka laksanakan program pemasangan telemedicine di Papua," ujar Aloysius.
Ia mengaku telah menemui Bappenas di Jakarta pada 7 Agustus 2017 guna membicarakan program ini. (*)
"Mulai 2018 di Provinsi Papua, Bappenas akan melakukan pemasangan aplikasi `telemedicine` di rumah sakit dan puskesmas yang ada di provinsi ini," kata Aloysius di Jayapura, Senin.
"Telemedicine" adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh.
Aplikasi "telemedicine" menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan, memakai peralatan video "conference".
Aloysius menjelaskan, pemasangan pertama akan dipusatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura kemudian pemasangan jaringan ke lima wilayah semisal ke RSUD Biak Numfor, RSUD Timika, RSUD Waema, RSUD Nabire dan RSUD Merauke.
"Setelah itu ada jejaringnya, di situ kan jaringannya ke rumah sakit, dari rumah sakit jejaringnya ke beberapa puskesmas di daerah itu, dan itu tidak mungkin satu kali, mungkin pertama dimulai dengan tiga puskesmas atau empat puskesmas dulu, mungkin lima tahun kedepan lagi program ini sudah menyeluruh di semua puskesmas yang ada," ujarnya.
Menurut dia, aplikasi "telemedicine" itu berguna untuk rujukkan konsultasi tindakan medis pelayanan kesehatan bahkan promosi-promosi pelayanan kesehatan.
"Jadi kita tahu bahwa di daerah-daerah di Papua ini kan profesi tenaga kesehatan ini terbatas maka hanya lewat aplikasi `telemedicine` bisa ada konsultasi," ujarnya.
Dengan demikian, jika mencuat kasus medis yang tidak perlu dirujuk maka bisa diselesaikan di puskesmas atau di rumah sakit setempat oleh dokter spesialis bidang tertentu.
Selain itu, jika ada daerah-daerah tertentu yang tidak mempunyai tempat pemeriksaan penyakit/laboratorium maka hanya lewat komunikasi melalui telemedicine ke laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) atau dokter patologi klinik maka sudah bisa dilakukann diagnosanya.
"Atau mungkin radiologi, cukup dengan `telemedicine` dari daerah-daerah ke Jayapura atau ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya atau ke titik-titik sentral yang sudah ditentukan," ujarnya.
Dengan demikian, kata dia, sebagian daerah yang akses pelayanannya rendah akan diperbaiki.
"Saya sudah presentasikan permasalahan-permasalahan kesehatan di Papua dengan data yang akurat didepan Bappenas dan mereka sangat apresiasi sekali dan tahun 2018 mereka laksanakan program pemasangan telemedicine di Papua," ujar Aloysius.
Ia mengaku telah menemui Bappenas di Jakarta pada 7 Agustus 2017 guna membicarakan program ini. (*)