Jakarta (ANTARA) - Lembaga survei Nusantara Strategic Network (NSN) menilai politisi muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany Alatas dan Wali Kota Bogor Bima Arya memiliki potensi besar menjadi wakil gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
"Tsamara Amany menjadi calon wakil gubernur favorit DKI Jakarta yang cocok dipasangkan dengan nama-nama yang ada dalam bursa calon gubernur,” kata Direktur Program NSN, Riandi, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Lembaga survei NSN mensurvei 400 responden mewakili seluruh wilayah DKI Jakarta dengan metode "multistage random sampling" dan pengambilan data secara tatap muka menerapkan protokol kesehatan pada 5-15 Januari 2022.
Tingkat kesalahan ("margin of error") survei sebesar 4,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari hasil survei tersebut beberapa nama muncul sebagai calon gubernur potensial untuk memimpin DKI Jakarta, antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Gubernur Petahana Anies Baswedan, dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria.
Dari simulasi hasil survei menunjukkan, pasangan Ganjar-Tsamara Amany Alatas mendapatkan dukungan sebanyak 34,5 persen, Riza-Tsamara (28,5 persen), dan Risma-Tsamara (21,0 persen).
"Ketika dipasangkan dengan Anies yang notabene kerap berseberangan sikap dengan PSI pun tetap mendapat dukungan sebesar 14,3 persen," tutur Riandi.
Selain itu, pasangan Ganjar-Bima Arya mendapat dukungan sebanyak 30,8 persen, Riza-Arya Bima (27,8 persen), Anies-Bima Arya (19,0 persen), Risma-Bima Arya (14,5 persen), dan sisanya tidak tahu/tidak jawab (7,9 persen).
Sementara itu, sosok Risma paling banyak mendapat dukungan jika dipasangkan dengan Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki meraih 28,0 persen.
Simulasi lainnya, Zaki Iskandar dipasangkan dengan Ariza (22,5 persen), Ganjar-Zaki (19,5 persen), Anies-Zaki (16,3 persen), dan sisanya tidak tahu/tidak jawab (13,7 persen).
Terakhir, pasangan Anies dengan Ahmad Sahroni mendapat dukungan paling kecil, yaitu 22,0 persen. Sahroni dipasangkan dengan Ariza (19,3 persen), Ganjar (19,0 persen), Risma (17,5 persen), dan banyak yang memilih tidak tahu/tidak jawab (22,2 persen).
“Simulasi pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta ini bisa menjadi rujukan bagi partai-partai politik dalam mengusung kandidat dan menggalang koalisi,” jelas Riandi.
Masa jabatan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada Oktober mendatang, sehingga posisi kepala daerah bakal diisi oleh pelaksana tugas (Plt), hingga Pilkada akhir 2024.
"Tsamara Amany menjadi calon wakil gubernur favorit DKI Jakarta yang cocok dipasangkan dengan nama-nama yang ada dalam bursa calon gubernur,” kata Direktur Program NSN, Riandi, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Lembaga survei NSN mensurvei 400 responden mewakili seluruh wilayah DKI Jakarta dengan metode "multistage random sampling" dan pengambilan data secara tatap muka menerapkan protokol kesehatan pada 5-15 Januari 2022.
Tingkat kesalahan ("margin of error") survei sebesar 4,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari hasil survei tersebut beberapa nama muncul sebagai calon gubernur potensial untuk memimpin DKI Jakarta, antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Gubernur Petahana Anies Baswedan, dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria.
Dari simulasi hasil survei menunjukkan, pasangan Ganjar-Tsamara Amany Alatas mendapatkan dukungan sebanyak 34,5 persen, Riza-Tsamara (28,5 persen), dan Risma-Tsamara (21,0 persen).
"Ketika dipasangkan dengan Anies yang notabene kerap berseberangan sikap dengan PSI pun tetap mendapat dukungan sebesar 14,3 persen," tutur Riandi.
Selain itu, pasangan Ganjar-Bima Arya mendapat dukungan sebanyak 30,8 persen, Riza-Arya Bima (27,8 persen), Anies-Bima Arya (19,0 persen), Risma-Bima Arya (14,5 persen), dan sisanya tidak tahu/tidak jawab (7,9 persen).
Sementara itu, sosok Risma paling banyak mendapat dukungan jika dipasangkan dengan Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki meraih 28,0 persen.
Simulasi lainnya, Zaki Iskandar dipasangkan dengan Ariza (22,5 persen), Ganjar-Zaki (19,5 persen), Anies-Zaki (16,3 persen), dan sisanya tidak tahu/tidak jawab (13,7 persen).
Terakhir, pasangan Anies dengan Ahmad Sahroni mendapat dukungan paling kecil, yaitu 22,0 persen. Sahroni dipasangkan dengan Ariza (19,3 persen), Ganjar (19,0 persen), Risma (17,5 persen), dan banyak yang memilih tidak tahu/tidak jawab (22,2 persen).
“Simulasi pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta ini bisa menjadi rujukan bagi partai-partai politik dalam mengusung kandidat dan menggalang koalisi,” jelas Riandi.
Masa jabatan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada Oktober mendatang, sehingga posisi kepala daerah bakal diisi oleh pelaksana tugas (Plt), hingga Pilkada akhir 2024.