Wamena (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, mengelola Dana Otonomi Khusus Papua (otsus) Rp3 miliar pada 2025 untuk mensukseskan program kemiskinan ekstrem.

Kepala Dinsos Kabupaten Jayawijaya Nikolas Itlay di Wamena, Jumat, mengatakan tahun ini Dana Otsus yang diperoleh sebesar Rp3 miliar atau menurun dibanding tahun 2024 sebesar Rp6 miliar.

“Dengan anggaran Rp3 miliar kami berusaha mensukseskan program kemiskinan ekstrem di tiga distrik sebagai lokus penanganan tahun ini,” katanya.

Menurut Nikolas, semua distrik ada masyarakat yang termasuk kategori kemiskinan ekstrem, namun belum bisa ditangani pada tahun ini karena keterbatasan anggaran.

“Untuk menangani kemiskinan ekstrem di 40 distrik se-Kabupaten Jayawijaya, anggaran yang diperlukan kurang lebihnya sebesar Rp22 miliar,” ujarnya.

Dia menjelaskan data masyarakat yang dikategorikan kemiskinan ekstrem sampai dengan saat ini kurang lebih 34.000 keluarga.

“Data yang kami punya selalu sinkron dengan datanya Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jayawijaya, supaya dalam penanganan dapat tepat sasaran antara data pusat dan daerah,” katanya.

Dia menambahkan Kabupaten Jayawijaya termasuk dalam kategori kemiskinan ekstrem cukup tinggi di Indonesia.

“Awalnya tingkat kemiskinan ekstrem itu mencapai 37.000 keluarga, namun dengan segala upaya dan pendampingan keluarga, maka angka itu dapat diturunkan hingga 34.000 keluarga. Ini prestasi luar biasa yang dikerjakan pemerintah,” ujarnya.

Penanganan kemiskinan ekstrem, kata dia, dilakukan beberapa metode antara lain pengembangan ekonomi lokal, pendidikan dan pelatihan, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan infrastruktur.

Selanjutnya, bantuan sosial, pengembangan kesehatan, dan pengembangan lingkungan yang dilakukan secara komprehensif dengan dukungan dana otsus Rp3 miliar tahun 2025.


Pewarta : Yudhi Efendi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2025