Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Fajar Harry Sampurno melantik dua direksi baru Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (Perum LKBN) Antara di Jakarta, Jumat.
Pelantikan direksi baru Perum LKBN Antara dilakukan berdasarkan surat keputusan Menteri BUMN Rini M Soemarno Nomor: SK-13/MBU/01/2016 tertanggal 22 Januari 2016 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perum LKBN Antara.
Pembacaan surat keputusan itu dilakukan oleh Asisten Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Bagya Mulyanto.
Tiga dari empat direksi Perum LKBN Antara yang diberhentikan adalah Direktur Utama Saiful Hadi, Direktur Keuangan Endah Sri Wahyuni, dan Direktur SDM dan Teknologi Naufal Mahfudz. Sedangkan Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Hempi Nartomo Prajudi tetap menjabat.
Dua direksi baru Perum LKBN Antara yang dipercayakan oleh pemerintah adalah Meidyatama Suryodiningrat sebagai Direktur Utama menggantikan Saiful Hadi yang telah menjabat pada jabatan itu sejak 2012, dan Aat Surya Safaat dipercaya sebagai Direktur.
Pada pelantikan itu belum disebutkan Aat menjabat direktur bidang apa. Dalam surat keputusan itu disebutkan pembagian tugas dan wewenang anggota direksi didelegasikan kepada Dewan Pengawas Perum LKBN Antara untuk menetapkan dan selanjutnya dilaporkan kepada Menteri BUMN dengan "key performance indicators" masing-masing jabatan secara jelas.
Meidyatama Suryodiningrat atau yang akrab dipanggil dengan Dimas sebelumnya sejak 1 Agustus 2010 menjabat Pemimpin Redaksi "The Jakarta Post" dan Dewan Direktur majalah mingguan "Speak" serta tabloid "JPlus".
Aat merupakan wartawan karir LKBN Antara sejak 1988, terakhir menjabat Direktur PT ANPA International, pengelola gedung Wisma Antara sejak 2013.
Dimas juga merupakan wartawan karir di "The Jakarta Post" sejak 1993, lahir di Jakarta 12 Desember 1967. Ia merupakan lulusan dari Jurusan Ilmu Politik dan Sejarah Universitas Carleton di Ottawa, Kanada (Canada's Carleton University) dan menyelesaikan program beasiswa pendidikan lanjutannya di Universitas Harvard dan menjadi periset di Weatherhead Center for International Affair di Universitas Harvard.
Dalam profil yang diperoleh dari Sekretariat Redaksi The Jakarta Post disebutkan bahwa Dimas banyak menulis pemberitaan, kolom, esai, dan tajuk rencana dengan berbagai isu yang terkait dengan bidang sosial politik dan kebijakan luar negeri.
Ia juga pernah menjadi analis selama dua tahun pada sebuah lembaga kajian strategis di Jakarta yang terkait dengan pemerintahan dan kemasyarakatan.
Dimas juga menjadi penulis jurnal dan buku, antara lain "ASEAN at the Crossroads of Regionalism", in Emerging China - Prospects for Partnership in Asia (2012), "ASEAN Regional Forum 2011: China and the United States" yang diterbitkan pada Buletin Asia Pasifik Nomor 127 tanggal 4 Agustus 2011. Lalu menjadi penulis "The Voice of Reason (Kompas-Gramedia Group, 2008).
Karyawan Teladan
Aat yang lahir di Pandeglang, Banten 20 Desember 1963 merupakan karyawan teladan LKBN Antara tahun 2000. Ia alumni dari Jurusan Hubungan Internasional Fisip Unair (1986) lalu meraih lulus dari program pascasarjana untuk Manajemen Pemasaran dari PPM Graduate School of Management, serta menyelesaikan pendidikan singkat New School for Social Research di New York, AS pada Juni 1996, dan Capilano College di Vancouver, Kanada pada Mei 1991.
Suami dari Yuli Rozanah dan ayah dari seorang putera bernama Azmi Armiawan ini juga memiliki berbagai pengalaman jurnalistik, pengajar, pembicara pada berbagai forum seminar, dan pengurus di berbagai organisasi kemasyarakatan.
Mengawali karir sebagai pewarta bidang ekonomi pertanian lalu bertugas liputan di Istana Kepresidenan pada 1991-1993. Ia kemudian menjadi Kepala LKBN Antara Biro New York berkedudukan di Markas Besar PBB di New York, AS pada 1993-1998.
Kembali ke Jakarta untuk bertugas sebagai Manajer Unit Bisnis Antara-Reuters pada 1992-2002, CEO Indonesian Market Quotes (IMQ) unit bisnis LKBN Antara pada 2002-2004 (sekarang IMQ anak perusahaan Perum LKBN Antara).
Pada 2004-2007, Aat bertugas sebagai Kepala LKBN Antara Biro Jawa Barat, pada 2007-2009 menjadi Direktur Utama Dana Pensiun LKBN Antara, pada 2009-2011 menjadi Koordinator Staf Ahli LKBN Antara, pada 2011-2012 menjadi General Manager Divisi Pengembangan Bisnis, dan sejak Januari 2013 menjabat Direktur PT ANPA International.
Pria yang memiliki motto hidup "Percaya pada keberuntungan, tapi lebih percaya pada kerja keras dan kerja cerdas" ini juga aktif di kepengurusan organisasi kemasyarakatan Mathla'ul Anwar sejak Juni 2014, Anggota Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sejak September 2015, dan Penasihat Forum Akademisi Indonesia (FAI) sejak Juni 2015.
Aat pernah menjadi penyunting buku "Tokoh-tokoh Inspiratif Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar" (2015) dan Ketua Tim Penulis Buku "Rekaman Ulang Tahun Emas Konferensi Asia-Afrika" (2005).
Ia juga pernah menjadi konsultan komunikasi PT Biofarma dan PT Dirgantara Indonesia pada 2010-2012, pengajar Komunikasi Bisnis di Universitas Bakrie Jakarta pada 2008¿2012 dan pengajar pada program pascasarjana Universitas Sahid Jakarta pada 2006-2011, pengajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Bandung pada 2006¿2007, dan pembicara pada seminar nasional dan internasional tentang isu-isu media dan politik di berbagai universitas seperti Unpad, Unisba, Universitas Langlangbuana (UNLA), Unikom di Bandung, ITS dan Unair Surabaya, dan Universitas Matla'ul Alwar (UNMA) serta Univeritas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Banten.
Aat menceritakan sangat terkesan pada kata-kata bijak Imam Ghazali, "Tidak akan sampai ke puncak kejayaan kecuali dengan kerja keras, dan tak akan sampai ke puncak keagungan kecuali dengan sopan santun".
Sedangkan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, dalam sambutannya mengatakan Antara sudah memiliki kinerja yang baik dan dirinya mengharapkan lembaga ini bisa menjadi salah satu tulang punggung dari pembaruan media massa.
"Tentunya Antara sekarang sudah bagus dan kita harapkan Antara menjadi pendorong dan salah satu tulang punggung dari new national publishing and news corporation," kata Harry.
Ia menegaskan bahwa semua jajaran Direksi LKBN Antara secara resmi menjabat sejak SK dikeluarkan yaitu tanggal 22 Januari 2016.
Sementara itu, Dirut LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat yang ditemui selepas pelantikan, menegaskan dirinya bertekad untuk membangun Antara dan memberikan kemampuan terbaiknya semaksimal mungkin selama dia menjabat.
"Pokoknya saya tidak datang untuk mengobrak-abrik Antara, saya tidak merasa lebih baik dari apa yang ada di Antara, tapi kan perubahan selalu terjadi. Nah tugas saya mengambil yang terbaik yang sudah ada dan menjadikan lebih baik apa yang kurang baik. Karenanya saya masih mengharapkan peran Pak Saiful untuk bisa juga berperan," ujarnya.
Ketika ditanya mengenai posisi dari Direktur LKBN Antara yang saat ini dilantik yaitu Aat Surya Syafaat dan Hempi N Prajudi, Meidyatama mengatakan hal tersebut akan dibicarakan lebih lanjut dengan Dewan Pengawas perusahaan.
"Itu nanti, ini masih terlalu pagi, selain itu untuk nomenklatur, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Dewan Pengawas perusahaan," katanya.
Selamat menjalankan tugas kepada direksi baru dan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada direksi yang telah menyelesaikan tugas. (*)