Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Pertemuan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) pada 8-13 April 2019 telah membahas berbagai isu global terkini salah satunya adalah risiko yang timbul dari perkembangan ekonomi digital.
Sri Mulyani dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan pertemuan musim semi yang berlangsung di Washington DC, AS itu menyoroti berbagai risiko dari kerapuhan sektor keuangan yang berasal dari ekonomi digital.
Dalam pertemuan tersebut, ia menambahkan, negara-negara yang hadir membahas kemungkinan adanya kerja sama secara mendalam untuk menghindari terjadinya guncangan yang berasal dari teknologi.
Oleh karena itu, desain kebijakan fiskal untuk mendorong produktivitas dan meningkatkan sumber daya manusia agar tenaga kerja dan generasi muda mendapat manfaat dari globalisasi dan pertumbuhan ekonomi sangat penting.
“Pembahasan dalam spring meetings juga berfokus pada bagaimana kita bisa meningkatkan kemampuan dari kebijakan untuk meningkatkan produktivitas, terutama bagi masyarakat yang akan mengalami era digitalisasi," katanya.
Selain itu, peran layanan dagang berbasis elektronik atau e-commerce dan ekonomi digital yang meluas, dan akan terus meningkat di masa depan, juga mendorong negara-negara untuk memperkuat koordinasi perpajakan internasional.
Hal tersebut telah menyebabkan banyak negara bersepakat untuk melakukan perbaikan institusi, distribusi serta kompetisi dalam meningkatkan proteksi terhadap kerahasiaan data konsumen.
Pertemuan itu juga mengingatkan pentingnya koordinasi antar negara maju maupun berkembang karena pertumbuhan ekonomi global maupun kondisi perdagangan internasional diperkirakan masih mengalami kelesuan.
Di sela pertemuan itu, Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga menghadiri forum pertemuan negara-negara anggota G20.
Forum tersebut membahas prospek ekonomi dunia, digitalisasi, isu kesehatan, pendidikan, perpajakan, serta upaya untuk menjaga dan menciptakan momentum pembangunan infrastruktur yang lebih berkelanjutan.
Melalui pertemuan itu, Indonesia berkontribusi serta berkesempatan mempelajari kebijakan negara lain dalam merespons tantangan pembangunan yang sama.
"Kita tidak malu belajar dan kita tidak segan untuk memberikan seluruh pengalaman Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat dan keadilan kepada negara-negara lain," ujar Sri Mulyani.
Berita Terkait
Pemerintah resmi naikkan tarif PPN menjadi 11 persen
Jumat, 1 April 2022 6:56
Sri Mulyani apresiasi BRI menggarap potensi usaha ultra mikro
Rabu, 16 Februari 2022 18:26
Menkeu Sri Mulyani: Defisit APBN menurun hingga 3,29 persen pada Oktober
Selasa, 16 November 2021 13:17
Menkeu Sri Mulyani: Pengelolaan keuangan daerah belum efisien dan efektif
Senin, 13 September 2021 14:11
Menkeu Sri Mulyani sebut pemda belum optimalkan TKDD untuk pembangunan
Senin, 13 September 2021 14:00
Menkeu Sri Mulyani sebut 96,5 juta dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan
Senin, 30 Agustus 2021 13:54
Menkeu: Dana pendidikan mencapai Rp500 triliun beberapa tahun terakhir
Rabu, 4 Agustus 2021 11:25
Pemerintah tambah dana Kartu Prakerja Rp10 triliun menjadi Rp30 triliun
Minggu, 18 Juli 2021 6:36