Jakarta (ANTARA) - Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo menyebutkan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tidak bisa bertemu dengan utusan capres petahana Joko Widodo, Luhut Binsar Panjaitan karena sakit.
"Kita tunggu dulu, sepertinya masih tidak enak badan," kata Hashim saat jumpa pers di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin.
Hashim membenarkan bahwa sebelumnya keduanya akan bertemu, namun gagal. Sebab, Prabowo tengah sakit.
"Pak Luhut mau ketemu Pak Prabowo sebagai utusan presiden. Saya kira kan Pak Prabowo berhalangan ya, 'so' saya kira kita menunggu dulu deh, kalau sudah dia kasih kesempatan, kalau nggak salah Prabowo nggak enak badan," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Hashim juga menyebutkam hubungan Prabowo dengan Sandiaga baik-baik saja, tidak seperti kabar yang beredar.
Menurut dia, usai pencoblosan pekan lalu, sang calon wakil presiden tersebut mengalami kelelahan sehingga terkulai lemas di kamar tidur.
Soal hubungan partai koalisi Adil Makmur terutama dengan Demokrat, Hashim juga menyebut tidak ada masalah sama sekali. Bahkan dia menunjuk kader Demokrat yakni Imelda Sari tetap hadir dalam acara konferensi pers tersebut.
"Imelda ada, Ferdinand Hutahaean (Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat) juga bilang tidak ada masalah," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku sudah menelpon Prabowo terkait rencana pertemuannya itu.
"Ya memang saya sudah 'teleponan' dengan Pak Prabowo, ya sudah bicara baik-baik, bicara ketawa-ketawa. Kita janjian mau ketemu, ya hari Minggu (21/4) kemarin tapi kemudian ada masalah teknis, beliau agak sakit flu jadi kita 'reschedule'," kata Luhut di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Senin.
Presiden Joko Widodo yang juga calon presiden petahana sebelumnya mengatakan sudah mengutus seseorang untuk berbicara dengan Prabowo Subianto.
"Kita biasa telepon-telepan, kan Pak Prabowo orang baik jadi saya mau menyampaikan pesan saja," ungkap Luhut, tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai isi pesan yang akan disampaikan ke Prabowo tersebut.
Luhut mengaku dari pembicaraan telepon itu juga termasuk nostalgia antara dirinya dengan Prabowo.
"Kita ketawa-ketawa, nostalgia sedikit masa lalu," tambah Luhut.
Luhut adalah lulusan dari Akademi Militer (Akmil) angkatan tahun 1970 sedang Prabowo adalah lulusan Akmil angkatan 1974.
"(Pembicaraan telepon) baik sekali, ketawa-ketawa saya bilang kan, kita janjian, mau makan. Saya tanya, kita makan apa? Dia (Prabowo mengatakan) saya mau makanan Jepang," ungkap Luhut.
Luhut mengaku bahwa tadinya keduanya tidak ingin membuka rencana pertemuan itu ke publik.
"Kita janjian tadinya tapi kami terus terang tidak ingin 'mendisclose' (membuka) ini ke publik, tapi karena sudah dibuka ya saya buka karena tadinya janjiannya hanya kami berdua seperti pada waktu yang lalu," tambah Luhut.
Ia menjelaskan belum tahu kapan pertemuan itu akan dilangsungkan.
"Belum (dijadwalkan ulang), kan saya berkawan sama dia. Kalau bisa kapan saja, kalau dia sehat besok, kalau ndak hari ini, ya kapan saja," ucap Luhut.
Luhut juga meyakini bahwa Prabowo adalah orang yang rasional dan tidak akan mengambil keputusan keliru terkait Pilpres 2019.
"Belum bicara per telepon mengenai hal itu (pemilu) tapi saya kenal dia, saya kenal Prabowo orang rasional, orang yang punya spirit patriot tinggi, tidak pernah ingin menghacurkan negeri ini dengan keputusan yang keliru," tegas Luhut.
Berita Terkait
Parpol eks pendukung Prabowo-Sandi hadiri penetapan presiden-wakil presiden terpilih
Minggu, 30 Juni 2019 17:14
Prabowo menyatakan koalisi Indonesia Adil Makmur selesai
Jumat, 28 Juni 2019 19:34
Jubir BPN: Prabowo minta pendukungnya tidak berbondong-bondong ke MK
Kamis, 27 Juni 2019 10:12
BPN sebut Prabowo Subianto sedang di luar negeri
Jumat, 21 Juni 2019 13:50
BPN akan laporkan balik aktivis 98 yang menuding Prabowo dalang kerusuhan
Kamis, 30 Mei 2019 23:18
BPN akan laporkan balik aktivis yang menuding Prabowo dalang kerusuhan
Kamis, 30 Mei 2019 12:39
BPN klaim tidak berikan alat bukti "abal-abal"
Rabu, 29 Mei 2019 20:25
Netgrit: BPN Prabowo-Sandi harus siapkan bukti lebih detail
Senin, 27 Mei 2019 21:25