Wamena (ANTARA) - Harga kayu di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua naik dari Rp3,5 juta naik menjadi Rp5 juta per kubik pasca adanya kebijakan pemerintah untuk merenovasi sejumlah bangunan terdampak kerusuhan sosial 23 September 2019 lalu.
Ketua Gapensi Papua Cabang Jayawijaya Fred Hubi saat di Wamena, mengatakan kenaikan harga menjadi sedikit kendala dalam penyelesaian 403 ruko yang sementara dikerjakan.
"Harga kayu sebelumnya Rp3,5 juta. Tetapi pascarusuh naik Rp5 juta karena kebutuhan tinggi. Tetapi ini tidak mengurangi semangat teman-teman untuk membangun daerah," katanya.
Ia mengajak pengusaha asli Papua menjaga kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada mereka untuk membangun ulang ruko-ruko yang rusak.
"Kendala pasti ada terkait dengan modal. Namun kita terus berupaya supaya kebijakan pemerintah tetap jalan didorong teman-teman ;pengusaha asli Papua," katanya.
Fred Hubi memastikan pembangunan 403 ruko sudah mulai dilakukan dengan capaian keseluruhan hingga 50 persen.
"Progres mendekati 50 persen keseluruhan ruko. Diperkirakan minggu depan mungkin 10 ruko bisa ada yang 100 persen," katanya.
Selain ruko, pihak TNI dari satuan Zeni Tempur (Zipur) juga sedang membangun ulang 198 rumah warga yang terdampak kerusuhan.
"198 rumah tipe 36 sudah dilakukan oleh zipur yang sekarang sudah dibangun 20 unit. Kemudian untuk rumah kios (ruki) ada sekitar 120 unit," katanya.
Kebutuhan kayu di Jayawijaya sangat tinggi sebab pada tahun ini harus dibangun ulang 721 lebih bangunan, baik ruko, ruki dan rumah warga yang dibakar oleh massa anarkis beberapa waktu lalu.

