Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur menempati posisi keempat dari 10 perguruan tinggi yang mendapatkan pendanaan proposal pengabdian terbanyak se-Indonesia dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (Kemenristek/BRIN) sebesar Rp977,9 juta.
"Ini merupakan capaian yang luar biasa di situasi yang sulit seperti saat ini.," kata Kepala Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) UMM, Prof Dr Yus Mochamad Cholily di Malang, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa UMM berada di urutan keempat setelah Universitas Bosowa, Universitas Udayana dan Universitas Tadulako.
"Pada masa pandemi seperti ini, Kemenristek/BRIN mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi kuota pendanaan proposal pengabdian masyarakat. Namun, UMM berhasil mendapat kepercayaan dan menempati posisi keempat pendanaan terbanyak. Ini merupakan kebanggaan," kata Yus.
Menurut dosen FKIP UMM tersebut, selain menempati posisi keempat pendanaan terbanyak, salah satu program pengabdian masyarakat UMM juga masuk ke daftar pengabdian masyarakat unggulan versi Kemenristek/BRIN.
"Salah satu dari program pengabdian masyarakat UMM masuk ke daftar lima pengabdian masyarakat unggulan Kemenristek/BRIN. Pengabdian tersebut berfokus pada pengembangan budi daya ikan berbasis penerapan media solar cell," katanya.
Meskipun telah berhasil memperoleh pencapaian yang luar biasa, kata dia, DPPM UMM tidak berhenti untuk terus berinovasi dan melakukan perbaikan kualitas. Pihaknya akan lebih masif lagi dalam mendampingi proposal-proposal pengabdian masyarakat.
“Pada bulan Maret, kami akan melakukan 'roadshow 'ke fakultas-fakultas dalam rangka sosialisasi syarat-syarat proposal dari Kemenristek/BRIN serta membahas topik apa saja yang bisa dilakukan pada masa pandemi," katanya.
Selain itu, lanjutnya, juga akan dilakukan pendampingan terhadap proposal yang telah dibuat oleh dosen-dosen. "Kami juga menghadirkan enam reviewers nasional untuk meninjau kualitas proposal,” kata dosen kelahiran Jombang tersebut.
Melalui berbagai upaya tersebut, ia berharap akan semakin banyak proposal hasil penelitian dari para dosen yang bisa diajukan ke pendanaan eksternal dengan kualitas yang lebih baik. Apalagi, pengabdian ini didukung oleh tim ahli yang solid dari dari seluruh fakultas, mulai dari keteknikan, pertanian, peternakan perikanan, pendidikan, sosial, dan tim ahli yang lain.
“Saya berharap dengan berbagai usaha pendampingan yang telah kita lakukan, kualitas proposal UMM semakin meningkat dan semakin banyak yang lolos pendanaan,” kata Yus Mochamad Cholily.
Peringkat perolehan pendanaan tersebut dirilis oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (Kemenristek/BRIN) pada Selasa (23/2).
Kemenristek/BRIN menggelontorkan Rp54,8 miliar untuk mendanai riset Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi pada tahun 2021.
Berita Terkait
Mahasiswa UMM meraih medali emas di ajang I2ASPO
Rabu, 29 Desember 2021 9:51
Mahasiswa UMM merancang aplikasi permudah pembelajaran Alquran di TPQ
Sabtu, 4 Desember 2021 10:49
Mahasiswa UMM membuat beras analog dari kulit manggis untuk diabetes
Jumat, 10 September 2021 16:57
Mahasiswa UMM membuat masker khusus tuna rungu dari limbah sedotan
Senin, 26 Juli 2021 15:46
Mahasiswa UMM buat radar pelacak benda untuk keamanan laut di Indonesia
Jumat, 23 Juli 2021 15:46
UMM meraih predikat kampus bintang tiga dunia
Sabtu, 26 Juni 2021 17:07
UMM terima dana hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka Rp8,1 miliar
Minggu, 13 Juni 2021 15:40
Tim Dosen UMM buat aplikasi Maduhukum untuk permudah literasi hukum
Minggu, 21 Maret 2021 13:17