Makassar (ANTARA) - Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Hasanuddin Makassar melakukan soft launching atau pengenalan Pusat Bayi Tabung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Sabtu.
Koordinator Pusat Bayi Tabung Unhas Prof Dr dr Nusratuddin Abdullah SpOG (K)MARS, menyampaikan, Pusat Bayi Tabung Unhas sebelumnya telah diresmikan pada 11 Mei 2012 oleh Menristek, kemudian dilakukan berbagai pembenahan.
Pada 2013 hingga 2019, pusat layanan ini aktif melakukan pelayanan infertilitas melalui inseminasi buatan sembari menunggu adanya program bayi tabung.
"Setiap bulan pada periode 2012 sampai saat ini, Pusat Bayi Tabung Unhas menyelenggarakan pelayanan inseminasi cukup bagus dengan range 10 sampai 12 pasien setiap bulannya," kata dia.
"Pusat ini hadir berkat inisiasi Departemen Obgyn FK Unhas dan didukung penuh Rumah Sakit Unhas. Selain untuk layanan kesehatan masyarakat, pusat ini juga menjadi wadah pengembangan pendidikan yang sejalan dengan visi misi Unhas," lanjutnya.
Direktur Utama RS Unhas Prof Dr dr Syafri K Arif, mengatakan, kehadiran layanan tersebut sejalan dengan visi misi RS Unhas untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pusat Bayi Tabung Unhas merupakan Center of Excelence dalam bidang pendidikan, yang makin menguatkan komitmen RS Unhas terhadap pelayanan kesehatan dan menghasilkan para tenaga profesional.
"Kami berharap, kehadiran Pusat Bayi Tabung Unhas bisa menjadi wadah pelayanan kesehatan utamanya bidang reproduksi yang tidak hanya mencakup masyarakat Makassar saja. Akan tetapi, menjadi pusat layanan di kawasan Indonesia Timur," harapnya.
Setelah launching, kemudian dilanjutkan dengan webinar mengenai infertilitas.
Prof Nusratuddin dalam materi tentang "Pengenalan Teknologi Bayi Tabung Pada Penanganan Infertilitas" menjelaskan, ada banyak faktor yang menyebabkan tingkat kesuburan menurun, diantaranya umur wanita, lama perkawinan, gaya hidup hingga stress dan emosi.
Untuk melakukan prosedur bayi tabung, banyak tindakan pemeriksaan yang dilakukan seperti pemeriksaan sel telur, mulut rahim, tuba, sperma hingga rahim.
Program bayi tabung dilakukan setelah melalui tindakan berjenjang tenaga medis dengan melakukan identifikasi pasien, pengobatan sederhana hingga pemberian obat penyubur.
Olehnya itu, tidak dianjurkan seorang pasien langsung mengambil tindakan bayi tabung tanpa melalui proses berjenjang tersebut, kecuali jika usia wanita di atas 35 tahun.