Jakarta (ANTARA) - Para perokok yang kesulitan meninggalkan kebiasaan buruk merokok karena sudah terlanjur kecanduan bisa mencoba opsi pengurangan risiko dengan menggunakan tembakau alternatif.
Lembaga eksekutif Departemen Kesehatan Inggris (Public Health England/PHE) dalam "Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018" menyebutkan tembakau alternatif, semisal tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, memiliki risiko lebih rendah hingga 95 persen daripada konsumsi rokok konvensional karena pembakaran tembakau menghasilkan residu asap (TAR).
Meskipun produk alternatif juga mengandung nikotin, namun memiliki potensi risiko yang lebih rendah karena tidak mengandung TAR. Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik pemicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang ada pada asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.
Sedangkan zat nikotin, Head of Medical Community Alodokter Alni Magdalena menjelaskan, bahwa individu yang terbiasa merokok telah mengalami adiksi terhadap nikotin dalam rokok. Namun bukan nikotin yang memberikan dampak paling buruk, melainkan TAR.
“Perlu diketahui bahwa nikotin bukan penyebab utama dari berbagai penyakit terkait merokok, melainkan TAR,” kata Alni dalam keterangannya dikutip Kamis.
Agar terhindar dari bahaya rokok, Alni menyarankan perokok dewasa untuk berhenti langsung dari kebiasaan merokok (zero risk). Namun, apabila strategi tersebut sulit dilakukan, maka konsep pengurangan risiko melalui produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi potensial, setidaknya untuk mengurangi risiko TAR.
"Jadi dalam hal risiko, produk tembakau alternatif memiliki potensi risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok. Produk itu dapat menjadi pilihan yang berpotensi lebih rendah risiko untuk perokok dalam upaya mengurangi (risiko) kesehatan akibat rokok,” ungkap Alni.
Produk alternatif juga diklaim dua kali lebif efektif untuk membantu berhenti merokok dibandingkan terapi pengganti nikotin, permen karet nikotin, nikotin tempel dan obat varenicline.
“Oleh karena itu, produk tembakau alternatif ini bisa menjadi pilihan bagi para perokok yang sulit menghentikan kebiasaan merokoknya,” tegas Alni.
Konsultan Emeritus di Rumah Sakit St Vincent dan Ketua Lembaga Australia21, Alex Wodak yang menjadi narasumber dalam Malaysia Harm Reduction Forum mengatakan ada delapan juta orang meninggal akibat rokok setiap tahunnya.
“Merokok masih menjadi masalah kesehatan publik yang besar dengan dampak yang signifikan pada orang-orang berpenghasilan rendah dan kurang beruntung,” kata dia.
Demi menciptakan perbaikan kualitas kesehatan publik, Alex mendukung penggunaan produk alternatif berbasis pengurangan risiko guna membantu perokok dewasa untuk berhenti merokok.
Berita Terkait
Bea Cukai Jayapura musnahkan tembakau, rokok dan minuman beralkohol ilegal
Rabu, 13 Desember 2023 20:28
Pemprov Papua sebut empat daerah terapkan peraturan kawasan tanpa rokok
Senin, 2 Oktober 2023 14:46
Pemprov Papua implementasi Pergub 2023 kawasan tanpa rokok
Rabu, 27 September 2023 17:12
Pemkab Mimika meluncurkan kawasan tanpa asap rokok
Sabtu, 29 Juli 2023 18:59
Danrem 173/PVB: Serka Jeky ditikam OTK saat beli rokok pasar Sinak
Selasa, 24 Januari 2023 20:54
Efek merokok dapat sebabkan masalah kesehatan mata
Minggu, 3 April 2022 11:44
Berolahraga tapi tetap merokok? ada dampaknya terhadap kondisi fisik
Minggu, 13 Maret 2022 3:48
Regulasi tembakau alternatif bantu tekan prevalensi perokok
Selasa, 21 Desember 2021 8:41