Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua saat ini fokus melakukan pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu. Caranya dengan melatih tata cara pemadaman hutan dan lahan kepada kelompok-kelompok warga.
Kepala Seksi Penanganan Hutan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Papua Markus Iriando mengatakan untuk melindungi kawasan hutan di provinsi ini pihaknya memprogramkan pengelolaan lingkungan hidup, salah satunya merehabilitasi lahan, perlindungan, pengamanan hutan
Saat ini program telah berjalan bersamaan dengan simulasi pencegahan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan bagi warga peduli api di Distrik Kemtuk, Kabupaten Jayapura, yang diinisiasi oleh PT Freeport Indonesia.
Hal tersebut sebagai wujud kepedulian warga Papua, khususnya Kabupaten Jayapura, terhadap lingkungan dan kawasan hutan.
Simulasi tersebut bertujuan juga untuk memberikan praktik langsung kepada para kelompok kerja agar dapat memahami bagaimana tindakan pencegahan yang bisa dilakukan saat terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Dengan adanya pelatihan tersebut maka masyarakat dapat menerapkan langsung pengalaman simulasi dan pengetahuan ke area yang ditanami.
Pelatihan pencegahan kebakaran hutan memang bermanfaat guna menjaga dan mengamankan lahan saat musim kemarau. Selain itu, juga untuk memberikan pengetahuan dasar kepada kelompok masyarakat yang dibina perusahaan pertambangan tersebut dalam kegiatan rehabilitasi daerah aliran sungai dengan melakukan penanaman pohon.
Upaya yang dilakukan terhadap kelompok kerja akan menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga mereka dapat menjaga keberadaan tanaman tetap tumbuh dan berkembang.
Guna mendukung pencegahan kebakaran hutan pihaknya mengimbau warga bisa mengetahui ancaman kebakaran yang bisa terjadi kapan dan di mana saja.
Pihaknya mengajak semua komponen masyarakat bersama-sama menghindari hal yang bisa memicu munculnya titik api pada area yang berpotensi terjadi kebakaran.
Terkait itu maka ia meminta seluruh warga bukan saja memanfaatkan alam yang ada tetapi juga dapat memperhatikan kewaspadaan dari berbagai ancaman yang dapat merusak kondisi alam di Bumi Cenderawasih tersebut.
Tanam pohon
Koordinator Program Rehab Daerah Aliran Sungai (DAS) perusahaan pertambangan tersebut, Dendi Sofyandi, mengatakan simulasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan bagi warga peduli api melibatkan 19 kelompok. Mereka terdiri atas tiga kelompok dari perwakilan anggota masyarakat adat Distrik Kemtuk dari empat kampung yakni Kampung Mamda, Mamei, Kwansu, dan Kampung Nambon.
Perusahaan pertambangan yang sudah puluhan tahun beroperasi di Papua itu ikut bertanggung jawab melaksanakan rehabilitasi daerah aliran sungai di Jayapura karena ada penerapan skema pinjam pakai area di Timika, Papua Tengah.
Dalam implementasinya, korporasi itu ditunjuk dari kementerian untuk lokasi rehabilitasi di Kabupaten Jayapura seluas 4.232 hektare yang akan ditanam pohon hingga tahun 2025.
Menurut Dendi, kegiatan simulasi yang dilakukan merupakan implementasi peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.59 Tahun 2019 terkait area lokasi rehabilitasi di Kabupaten Jayapura.
Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat atau kelompok kerja penanaman dan rehabilitasi pada perusahaan itu agar lebih peduli terhadap bahaya atau ancaman kebakaran hutan dan lahan
Dia menjelaskan program rehabilitasi daerah aliran sungai sesuai peraturan, perusahaan tersebut wajib menghijaukan dengan rincian 25 persen tanaman buah dan 75 persen tanaman kayu atau kehutanan
Meski begitu dari hasil koordinasi perusahaan itu bersama bersama masyarakat di Distrik Kemtuk disepakati untuk lebih banyak menanam tanaman buah sehingga dalam program rehabilitasi pihaknya memperbanyak tanaman buah sehingga mencapai sekitar 35 persen.
"Jadi jika di hitung dalam hektare 100x100 meter kami menanam ada sekitar 1.100 tanaman karena jarak tanamannya adalah 3x3 meter berarti di dalamnya ada tanaman buah," katanya.
Masyarakat di daerah itu telah berkomitmen untuk menjaga pepohonan yang telah ditanam karena ada sebanyak 360 tanaman buah meliputi buah matoa, nangka, durian, dan tanaman buah lainnya yang memiliki nilai ekonomi ke depan.
Pihaknya memberikan apresiasi dan rasa bangga atas perhatian dan komitmen masyarakat di Kabupaten Jayapura yang cukup tinggi dan semangat mendampingi berbagai komponen di area rehabilitasi selama 3 tahun ke depan.
Pihaknya berharap kelompok kerja mempunyai kepedulian terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan karena dari jumlah tanaman pada 2022 di Distrik Kemtuk ada 594 hektare dengan jarak tanam 3x3 meter, yang berarti dalam satu hektare jumlahnya sekitar 800 ribu bibit tanaman yang sudah di tanam.
Salah satu warga di Distrik Kemtuk, Dani Wasanggai, menilai pelatihan dan simulasi pencegahan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di daerah itu sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Pihaknya berharap ke depan setelah menerima pengetahuan dari pelatihan dan sosialisasi dari DLHL Provinsi Papua dan perusahaan itu maka bisa menambah wawasan untuk senantiasa menjaga hutan.
Jadi, andai nanti terjadi kebakaran, warga bisa sigap dan langsung memadamkan titik-titik apinya, dengan mengacu prosedur dan praktik yang diperoleh selama pelatihan.
Dengan membekali teori serta simulasi selama pelatihan, mereka memiliki kecakapan memadai dalam memadamkan api.