Jayapura (ANTARA) - Kepala BKKBN Papua Sarles Brabar mengatakan penanganan kasus stunting di Papua harus dilakukan secara lintas sektor atau "keroyokan".
Memang benar penanganan terhadap kasus stunting harus dilakukan secara keroyokan dengan melibatkan seluruh instansi sehingga kasusnya dapat menurun.
"Tanpa adanya kerja sama lintas sektoral maka penanganan tidak akan maksimal," kata Sarles Brabar kepada ANTARA di Jayapura, Selasa.
Dikatakan, BKKBN Papua yang wilayah kerjanya meliputi empat provinsi yakni Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan terus berupaya bekerja sama dengan keempat pemprov beserta dinas-dinas dan bupati serta wali kota di wilayah itu untuk menurunkan jumlah balita yang terkena stunting.
Untuk wilayah Papua, kata Sarles Brabar, bekerja sama dengan berbagai dinas, misalnya dinas sosial, pertanian, peternakan, dan perikanan, terus mengajak warga yang memiliki balita stunting untuk memanfaatkan pangan lokal serta menanam lahannya dengan sayuran.
Selain memanfaatkan pangan lokal, orang tua juga diharapkan aktif membawa balitanya ke posyandu atau puskesmas untuk mendapatkan vitamin agar kesehatan serta berat badan anaknya secara perlahan mengalami kenaikan.
Di Papua saat ini tercatat 3.543 balita masuk kategori stunting, yang terbanyak di Kota Jayapura yakni 958 balita, kata Kepala BKKBN Papua Sarles Brabar.