Biak (ANTARA) - Tim Holistik Integratif Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memuji upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Biak Numfor, Papua menangani pencegahan stunting dengan memberikan pemeriksaan rutin balita di Posyandu.
"Kami memberikan apresiasi keterlibatan semua organisasi perangkat daerah Pemkab Biak Numfor, termasuk Dinas Pendidikan ikut mencegah stunting anak di kampung," kata anggota Tim Holistik Integratif Dirjen PAUD Kemendikbudristek, Okta Melansari seusai meninjau pencegahan stunting di Kampung Mokmer Kabupaten Biak Numfor, Sabtu.
Okta mengatakan PAUD Holistik Integratif adalah penanganan anak usia dini secara utuh (menyeluruh) yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan serta pengasuhan, dan perlindungan.
Upaya dilakukan Pemkab Biak Numfor, menurut Okta, untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak.
Keterlibatan ini dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di tingkat masyarakat, pemerintah dan organisasi kesehatan Posyandu.
"Kami lihat langsung di lapangan pencegahan stunting anak di Biak dilakukan bersama dengan pemeriksaan balita, pengukuran tinggi badan, penimbangan hingga pemberian asupan makanan tambahan bergizi.
"Kami melihat kolaborasi tim pencegahan stunting anak di Kabupaten Biak Numfor sangat baik, terutama menyiapkan layanan pemeriksaan balita di Posyandu," ujar Okta.
Ia berharap pencegahan stunting dimulai sejak calon pengantin, 1.000 hari kehidupan balita serta proses pemeriksaan kesehatan balita dan ibu hamil.
Okta menyebut delapan indikator PAUD Holistik Integratif, di antaranya berkoordinasi dengan unit lain terkait pemenuhan gizi dan kesehatan peserta didik, orang tua, ketersediaan fasilitas sanitasi dan air bersih, memantau kepemilikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) peserta didik.
Selain itu, menerapkan perilaku hidup sehat, memberikan makanan tambahan, memantau pertumbuhan anak serta memantau perkembangan anak.
"Di Biak Numfor delapan layanan PAUD sudah berjalan baik dan diterapkan oleh pemda setempat," katanya.
Berdasarkan data stunting Biak per semester pertama 2024, sebesar 6,11 persen atau 484 anak terindikasi stunting.
"Kami memberikan apresiasi keterlibatan semua organisasi perangkat daerah Pemkab Biak Numfor, termasuk Dinas Pendidikan ikut mencegah stunting anak di kampung," kata anggota Tim Holistik Integratif Dirjen PAUD Kemendikbudristek, Okta Melansari seusai meninjau pencegahan stunting di Kampung Mokmer Kabupaten Biak Numfor, Sabtu.
Okta mengatakan PAUD Holistik Integratif adalah penanganan anak usia dini secara utuh (menyeluruh) yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan serta pengasuhan, dan perlindungan.
Upaya dilakukan Pemkab Biak Numfor, menurut Okta, untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak.
Keterlibatan ini dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di tingkat masyarakat, pemerintah dan organisasi kesehatan Posyandu.
"Kami lihat langsung di lapangan pencegahan stunting anak di Biak dilakukan bersama dengan pemeriksaan balita, pengukuran tinggi badan, penimbangan hingga pemberian asupan makanan tambahan bergizi.
"Kami melihat kolaborasi tim pencegahan stunting anak di Kabupaten Biak Numfor sangat baik, terutama menyiapkan layanan pemeriksaan balita di Posyandu," ujar Okta.
Ia berharap pencegahan stunting dimulai sejak calon pengantin, 1.000 hari kehidupan balita serta proses pemeriksaan kesehatan balita dan ibu hamil.
Okta menyebut delapan indikator PAUD Holistik Integratif, di antaranya berkoordinasi dengan unit lain terkait pemenuhan gizi dan kesehatan peserta didik, orang tua, ketersediaan fasilitas sanitasi dan air bersih, memantau kepemilikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) peserta didik.
Selain itu, menerapkan perilaku hidup sehat, memberikan makanan tambahan, memantau pertumbuhan anak serta memantau perkembangan anak.
"Di Biak Numfor delapan layanan PAUD sudah berjalan baik dan diterapkan oleh pemda setempat," katanya.
Berdasarkan data stunting Biak per semester pertama 2024, sebesar 6,11 persen atau 484 anak terindikasi stunting.