Nabire (Antara Papua) - Vikaris Jenderal Keuskupan Timika Pastor Nato Gobay Pr mengingatkan aparat TNI dan Polri untuk tidak mengulangi tindak kekerasan terhadap masyarakat sipil sebagaimana terjadi pada 8 Desember 2014 di Enarotali yang menewaskan empat pemuda dan pelajar setempat.
"Kami mengingatkan pemerintah dan pihak militer maupun polisi agar tidak boleh lagi mengulang kejadian seperti di Enarotali beberapa waktu lalu. Saya tidak mau mendengar untuk yang kedua kalinya kasus seperti itu terjadi lagi," ujar Pastor Gobay saat perayaan misa pentahbisan 10 imam baru yang berlangsung di Gereja Katolik Kristus Sahabat Kita, Nabire, Selasa.
Pastor Gobay mengajak semua pihak di Papua baik pemerintah daerah, aparat TNI dan Polri serta masyarakat Papua untuk bersama-sama menciptakan Tanah Papua sebagai zona damai, tanpa terjadi lagi kasus-kasus pembunuhan dan pertumpahan darah.
"Saya juga mengingatkan kepada kita orang Papua untuk jangan membunuh orang lain. Pembunuhan merupakan dosa berat yang menentang hukum dan perintah Tuhan," katanya.
Pastor Gobay menilai saat ini terjadi krisis di tengah umat Katolik dan masyarakat di wilayah adat Meepago yang mencakup Kabupaten Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai dan Intan Jaya.
Krisis tersebut, katanya, akibat dari beberapa sebab, seperti penularan kasus HIV-AIDS yang merajalela yang telah menghabiskan banyak nyawa generasi muda, peredaran minuman keras beralkohol yang kian marak dan akibat ulah oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab.
"Cepat atau lambat suku-suku di wilayah adat Meepago-Kamoro akan habis atau punah. Bahkan sekarang sudah 45 marga di wilayah adat Meepago sudah habis," ujarnya.
Ia berharap 10 imam baru Keuskupan Timika yang baru ditahbiskan tersebut sungguh-sungguh berjuang dan tekun dalam melayani dan menyelamatkan umat dan masyarakat.
"Umat yang dipercayakan kepada Anda, itu tanggung jawab Anda. Di sana ada banyak persoalan. Jangan pernah takut untuk mengangkat persoalan mereka," kata Pastor Gobay.
Agar benih panggilan menjadi biarawan-biarawati tumbuh subur di Papua, Pastor Gobay meminta keluarga-keluarga Katolik di Keuskupan Timika memberikan putra-putri mereka untuk tugas pelayanan gereja.
"Gereja tidak akan pernah hidup jika tanpa keterlibatan umat. Maju dan mundurnya gereja terletak pada umat. Sangat penting jika umat Katolik sungguh-sungguh berdikari, karena gereja bukan sekadar sebuah hirarki tetapi gereja adalah kumpulan umat Allah," harapnya. (*)
Pimpinan gereja ingatkan aparat keamanan jangan ulangi tragedi Enarotali
"Kami mengingatkan pemerintah dan pihak militer maupun polisi agar tidak boleh lagi mengulang kejadian seperti di Enarotali beberapa waktu lalu. Saya tidak mau mendengar untuk yang kedua kalinya kasus seperti itu terjadi lagi," ujar Pastor Gobay.