Jayapura (Antara Papua) - Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Tatang Sulaiman memimpin acara Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) saat memperingati hari Pahlawan Kapitan Pattimura yang ke-198 di lapangan upacara kantor Gubernur Papua, Jumat.
"Kegiatan yang dilaksanakan berupa upacara obor Pattimura ke-198 yang digelar mulai Kamis (14/5) malam itu berpusat di lapangan upacara kantor Gubernur Provinsi Papua dengan pemimpin upacara Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Tatang Sulaiman," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Teguh PR, di Jayapura.
Ikemal yang ada di Papua menggelar acara peringatan itu selama tiga hari, sejak Kamis hingga Sabtu, 14 - 16 Mei 2015. Selain upacara obor, Ikemal Papua juga menggelar acara `Bakudapa` (resepsi) yang rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu (16/5) dengan mengambil tempat di GOR Cenderawasih APO Jayapura.
Pattimura atau Thomas Matulessy lahir di Haria Pulau Saparua, Maluku pada 8 Juni 1783. Ia meninggal di Ambon pada 16 Desember 1817 dalam usia 34 tahun.
Sebelum digantung, ia masih sempat memberikan semangat pada masyarakat Maluku. "Pattimura-Pattimura tua bisa hilang atau lenyap tapi akan lahir Pattimura-Pattimura muda untuk melanjutkan perjuangan," kata Teguh PR mengutip pernyataan Pattimura sebelum digantung.
Semangat itulah yang membuat, Ikemal tetap mengadakan acara pada setiap Hari Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura."Sedangkan tema kegiatan yang diusung adalah `Bersatu Kita Teguh-Bercerai Kita Runtuh, Ale Rasa-Beta Rasa`," katanya.
Sub tema, `Melalui hari Pattimura ke-198, kita mantapkan dan perkokoh penjiwaan semangat Pahlawan Pattimura, dengan meningkatkan kualitas, etika dan moral dalam Kebersamaan membangun tanah Papua.`
Tanpa ada kerukunan, tidak akan tercipta kedamaian. Tanpa kedamaian tidak akan terjadi kesejahteraan. Jadi kedamaian, kerukunan dan kesejahteraan merupakan satu hal yang sejalan untuk dilakukan.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan, makna dan tujuan dilaksanakan kegiatan itu adalah sebagai momentum untuk mengevaluasi kembali diri, terutama sebagai warga Maluku di tanah rantau Papua ini untuk dapat memaknai nilai-nilai perjuangan Pahlawan Pattimura.
"Kita lestarikan di dalam keragaman kehidupan sehari-hari dalam hubungan dengan masyarakat lainnya," kata Teguh, terkait semangat Pahlawan tersebut.
Pahlawan Pattimura dalam memperjuangkan kemerdekaan melawan penjajahan Kolonil Belanda kala itu, bukan hanya untuk warga Maluku atau Ambon saja melainkan untuk semua warga Indonesia, jadi sudah selayaknya kita melestarikan dan kembangkan dalam hidup serta kehidupan kita saat ini, ujarnya.
"Kita dapat membaur dengan masyarakat lain dan dapat hidup berdampingan dengan warga lain demi kemajuan daerah, bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya Papua yang kita cintai bersama guna mewujudkan Papua yang Damai, Mandiri dan Sejahtera," katanya.(*)

