Jayapura (Antara Papua) - Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengakui, lokasi penyandaeraan dua WNI yang diculik kelompok tidak dikenal di Papua Nugini (PNG) sulit terdeteksi, karena sering berpindah-pindah.
"Posisi kedua WNI sudah tidak berada ditempat saat keberadaannya dilaporkan," kata Kapolda Papua Irjen Pol Waterpauw kepada wartawan, Kamis seraya memastikan keduanya memang diculik dan saat ini dibawa kelompok penculiknya masuk ke wilayah Papua Nugini (PNG).
Dikatakan, kepastian diculiknya kedua WNI itu dipastikan dengan foto yang dikirim Konsul RI di Vanimo (PNG) Elmar Lubis.
"Walaupun foto yang diterima tidak terlalu jelas namun polisi sudah bisa memastikan benar ada warga yang diculik," katanya.
Dia mengatakan, pemerintah dan tentara PNG masih terus berupaya untuk membebaskan para sandera yang keberadaannya belum diketahui dengan pasti.
"Kita cuma bisa menunggu upaya pembebasan yang dilakukan negara tetangga (PNG) karena para penculik membawa kedua tawanannya kewilayah PNG," katanya.
Dua WNI yang ditawan itu diculik sesaat setelah kelompok tersebut menembak Kuba yang seluruhnya berprofesi sebagai pemotong kayu. Kedua WNI yang diculik dan ditawan di wilayah PNG yakni Sudirman dan Badar.
Mereka diculik dan ditembak saat memotong kayu di kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Rabu (9/9) lalu.
Hingga kini Kuba masih dirawat di RS Bhayangkara, Kotaraja, Kota Jayapura. (*)