Jayapura (Antara Papua) - Penjualan Petralite yang kini masih di uji coba di dua SPBU yang ada di Jayapura, belum bisa memenuhi target yang diharapkan.
Buhari, Pengawas SPBU Entrop, di Jayapura, Senin, mengungkapkan, pada umumnya konsumen masih enggan mengalihkan penggunaan premium menjadi petralite karena faktor harga.
"Kita target 5 ton liter ke atas, tapi sekarang sekitar hampir mencapai 4 ton liter bahkan hampir 5 ton liter. Kadang-kadang kalau stok premium masih ada paling cuma 3 ton," ujarnya.
Dikemukakannya, masih banyak konsumen yang membeli petralite, yang harganya lebih mahal dari premium, karena faktor terpaksa, bukan karena kualitasnya yang lebih baik.
"kita lihat saja begitu premium masuk langsung mereka pindah ke premium, sekarang kalau premium tidak ada terpaksa ke petralite. Tetapi kita selalu tawarkan kalau kini ada produk yang mutunya lebih baik dari pada premium," kata dia.
Ia menambahkan, mayoritas konsumen yang membeli petralite adalah para pengguna kendaraan roda dua.
"Kebanyakan yang membeli petralite motor. Karena begitu kita informasikan mereka paham bahwa mereka perlu pembersihan busi. Kalau mobil sedikit karena kebanyakan disini mobil rental, kita tawari mereka tidak mau, kalau pun yang isi petralite biasanya mobil prbadi," ucapnya.
"Sebenarnya masyarakat tahu informasi tentang petralite, cuma istilah orang disini, ada yang murah kenapa beli yang mahal," sambung Buhari. (*)
Berita Terkait
Praktik Kampus Merdeka Belajar di Papua butuh dukungan perusahaan
Sabtu, 27 April 2024 18:36
DKPP minta semua pihak miliki tanggung jawab sukseskan Pilkada Papua 2024
Sabtu, 27 April 2024 18:34
Distrik Wania minta warga tak buang sampah sembarangan
Sabtu, 27 April 2024 17:42
D3AP2KB Mimika beri layanan kontrasepsi gratis di empat distrik
Sabtu, 27 April 2024 17:40
Pemkot Jayapura harap keterlibatan berbagai pihak mendukung atlet NPCI
Sabtu, 27 April 2024 15:24
Kota Jayapura tangani 25 kasus pernikahan dini selama 2023
Sabtu, 27 April 2024 15:23
Dinkes Biak gandeng Global Pund sediakan kelambu mencegah malaria
Sabtu, 27 April 2024 13:07
Prajurit Satgas Yonif 721/Mks pererat hubungan masyarakat Papua
Sabtu, 27 April 2024 0:02