Timika (Antara Papua) - Dalam rangka pengembangan SDM siswa-siswi asli Papua, maka Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud) Mimika, Provinsi Papua, memprogramkan SD dan SMP Negeri di wilayah itu untuk memberikan les di luar jam pelajaran reguler tanpa memungut biaya dari siswa.
"Ini adalah program baru yang saya coba gagas tahun ini dan sudah mulai dijalankan di beberapa SMP Negeri di dalam kota," kata Kepala Dispendasbud Mimika, Jenny O. Usmany di Timika, Selasa, usai mengunjungi kegiatan les bahasa Inggris kepada 34 siswa-siswi asli Papua di SMP Negeri 2 Mimika.
Ia mengatakan les tambahan dimaksud bukan semata-mata untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi ujian akhir melainkan mempersiapkan siswa untuk menunjang masa depannya yang lebih baik dengan memiliki pengetahuan yang lebih integral dengan situasi global dan regional.
Untuk mendukung program tersebut, Jenny mengharapkan agar metode yang digunakan para guru agar lebih kontekstual sehingga siswa mampu memahami apa yang diajarkan guru.
Lebih dari pada itu guru juga harus terus berinovasi untuk mencari metode yang tepat agar para siswa dapat dengan mudah menangkap apa yang diajarkan.
Mata pelajaran yang di ajarkan dalam les tersebut diharapkan lebih bervariasi dan bukan saja bahasa Inggris melainkan juga sains dan mata pelajaran lain.
Untuk membiayai program les di masing-masing sekolah tersebut kata Jenny itu merupakan tanggungjawab sekolah masing-masing. Sehingga sekolah dilarang untuk memungut biaya les dari siswa atau orang tua siswa.
"Ini yang kita maksud dengan keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan SDM khusus siswa-siswi orang asli Papua dan itu wajib hukumnya sesuai dengan amanat UU nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus," tuturnya.
Selain menerapkan program tersebut di sekolah-sekolah negeri, Dispendasbud juga sementara ini melakukan kajian-kajian kemungkinan penerapannya di semua sekolah swasta yang ada di wilayah itu.
"Sementara ini kita berjalan dulu di sekolah negeri dan dapat dikatakan baru karena diterapkan Januari ini. Untuk sekolah swasta kita akan kaji dulu," kata Jenny.
Ia juga berpesan kepada siswa-siswi asli Papua untuk dapat memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik. Les tambahan yang diadakan merupakan hak siswa-siswi asli Papua, untuk itu jangan disia-siakan.
"Kalian harus ikuti dengan baik. Jangan pernah takut untuk mencoba karena dengan mencoba kita bisa," ucapnya.
"Belajar merupakan hak para siswa yang harus diperoleh, jangan merasa belajar adalah kemauan orang tua. Pendidikan akan dirasakan manfaatnya oleh kita sendiri kelak. Berdayakan diri kalian sehingga kalian menjadi lebih baik. Kalian harus sadar bahwa masa depan kita ditentukan oleh diri kita sendiri saat ini," ujarnya lagi.
Ia juga mengimbau agar intensitas pertemuan dalam les tambahan di sekolah-sekolah agar lebih ditingkatkan lagi, minimal les dilakukan dua kali dalam satu pekan. (*/adv)