Batam (ANTARA) - Kapal Republik Indonesia (KRI) dalam posisi siaga tempur pengamanan laut Natuna, Kepri, sebagai upaya penegakan kedaulatan negara.
"Ada dua KRI kita kerahkan dan ditambah jadi tiga menyusul besok, ini kita lakukan karena ada pelanggaran kedaulatan di Laut Natuna," kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya ) TNI Yudo Margono saat memberikan pengarahan kepada para prajurit di Paslabuh, Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Jumat.
Ia menyebut dalam pengawasan di wilayah itu dideteksi sebanyak 30 kapal ikan asing yang beroperasi di wilayah kedaulatan NKRI dengan dikawal oleh 3 kapal Coast Guard milik Tiongkok.
"Melalui udara tadi pagi kita telah pantau, ada 30 kapal ikan asing dengan dikawal 3 kapal pengawas mereka, dan mereka sengaja menghidupkan AIS mereka, ini ada apa?" kata dia mempertanyakan.
KRI Teuku Umar dan KRI Tjiptadi diberangkatkan ke lokasi perairan tersebut.
"Operasi ini kita melibatkan semua unsur, baik darat, laut dan udara," ujarnya menegaskan.
Dalam menjalankan operasi, ia mengingatkan kepada prajurit untuk tidak terpancing. Prajurit diminta untuk mengutamakan cara persuasif agar 30 kapal pencari ikan dan 3 kapal Coast Guard China keluar dari laut Natuna.
Berita Terkait
BMKG: Waspada gelombang tinggi hingga 6 meter di perairan Indonesia
Rabu, 8 Desember 2021 12:17
Angin kencang tak surutkan pemasangan Tugu ANTARA di dasar laut Natuna Kepri
Senin, 9 Agustus 2021 3:33
Bakamla soroti perkembangan situasi keamanan wilayah Laut Natuna Utara dan LCS
Kamis, 16 Juli 2020 5:23
Empat KRI disiagakan untuk meningkatkan pengamanan perairan di Laut Natuna
Jumat, 19 Juni 2020 15:25
Ketua MPR Bamsoet: Tingkatkan penjagaan intensif di perairan Natuna
Kamis, 28 Mei 2020 2:05
Mantan Menteri KP Susi Pudjiastuti: Politisi harus atasi sengketa laut Natuna
Selasa, 21 Januari 2020 8:22
Pengamat: Perlu sinergi untuk perkuat penegakan hukum di wilayah laut Natuna
Senin, 13 Januari 2020 23:37
Pangkogabwilhan I: Nelayan China tangkap ikan gunakan pukat harimau di laut Natuna
Minggu, 5 Januari 2020 18:42