PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat (UIW PPB) memanfaatkan 28 ton limbah hasil pembakaran batu bara atau Fly Ash Bottom Ash (FABA) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Holtekamp sebagai bahan bangunan bantuan rumah mengaji dan marbot Ar-Razaq, Kampung Selayar, Kota Jayapura.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Moch. Andy Adchaminoerdin dalam siaran pers kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN, bantuan gedung senilai Rp 298,60 juta diberikan kepada pengurus Musala Ar-Razaq untuk mendukung kegiatan anak-anak mengaji.
"Pembangunan ini kami bekerja sama dengan Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih, sebanyak 1.500 batako berbahan campuran FABA dicetak untuk digunakan sebagai material bangunan," katanya.
Menurut Andy, pekerjaan ini dikerjakan dalam kurun waktu satu bulan, rumah mengaji berukuran 8x9 meter tersebut selesai dibangun.
"Bantuan ini merupakan upaya PLN untuk membantu masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhan keagamaan," ujarnya.
Dia menjelaskan PLN juga berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi pemanfaatan olahan limbah pembangkit listrik sebagai salah satu upaya dalam menjaga keseimbangan ekosistem pada lingkungan.
Pengolahan limbah FABA yang tepat, tambahnya, akan menghasilkan produk turunan yang bermanfaat seperti paving block, batako dan bahan material cor. Penggunaan olahan limbah PLTU tersebut juga dirasa lebih ekonomis karena dapat mengurangi biaya pembangunan hingga 30 persen.
Sementara itu Wakil Walikota Kota Jayapura Rustan Saru menyatakan apresiasinya terhadap PLN dan berbagai pihak yang turut andil dalam proses pembangunan.
"Luar biasa Pembangkit Holtekamp bertenaga uap ini dapat menghasilkan FABA yang sangat berguna, sebelumnya FABA ini dianggap limbah namun dapat dimanfaatkan dengan baik, salah satunya oleh pihak Kodam untuk membuat jalan batako dan batu bata," katanya.